Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Filipina Berperan Penting pada Jalur Rempah Nusantara, Terutama 4 Daerah Ini

Kompas.com - 22/09/2020, 19:29 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Filipina mempunyai peran penting dalam jalur rempah yang melibatkan Nusantara sebelum masa kolonialisme Spanyol pada 1500-an.

Letak Filipina yang bertetangga dengan Nusantara termasuk ke dalam rute Molucca-China. Rute tersebut merupakan salah satu jalur perdagangan rempah.

Baca juga: Sejarah Jalur Rempah di Indonesia, Pengaruh Angin Monsun

“Jadi rute utara-selatan menyebar melewati kepulauan Filipina. Rute ini mungkin bahkan adalah rute yang lebih penting daripada rute timur-barat yang membawa rempah ke bagian barat semenanjung Malaysia-Indonesia hingga ke India dan akhirnya Eropa,” kata Ariel C. Lopez, Ph.D., dari Asian Center, University of the Philipines.

Ariel menjadi salah satu pembicara dalam webinar International Forum on Spice Route 2020 sesi Spice Route: A Southeast Asian Perspective, Selasa (22/9/2020).

“Rute (utara-selatan) ini menuju ke China, yang disebut oleh banyak peneliti sebagai rute terpenting dalam perdagangan rempah sebelum abad ke-16,” sambung dia.

Beberapa wilayah di Filipina berperan penting dalam perdagangan rempah yakni Butuan, Manila, Mindoro, dan Sulu.

Ilustrasi cengkeh, rempah yang dulu digunakan sebagai pengharum mulut. SHUTTERSTOCK/SETYO ADHI PAMUNGKAS Ilustrasi cengkeh, rempah yang dulu digunakan sebagai pengharum mulut.

Butuan terletak di bagian timur laut Minsanao. Letak Butuan strategis di sepanjang rute pedagang dari China selatan ke Nusantara bagian timur. Lokasi tersebut tercantum pada peta yang Ariel tunjukkan.

Peta ini menunjukkan jalur perdagangan rempah pada masa Dinasti Song (960-1279). 

Tertera juga pada catatan China yang dipublikasikan oleh Roderich Ptak berjudul “From Quanzho to the Sulu Zone and Beyond: Questions Related to the Early Fourteenth Century”.

Posisi penting Butuan

Selain tertera pada peta, Butuan juga jadi tempat penting. Butuan disebutkan menawarkan cengkih sebagai salah satu komoditas dagang mereka.

Hal ini membuktikan bahwa cengkih tak hanya berasal dari Nusantara bagian timur saja melainkan juga dari Butuan.

Disebutkan juga oleh Roderich Ptak bahwa cengkih terkadang ditawarkan oleh Sriwijaya, Jawa, dan Butuan serta sesekali oleh pedagang dari Chola dan Persia.

“Jika kamu melihat catatan arkeologi, ada keramik (dari Dinasti Song) ditemukan di Butuan. Ada juga beberapa perahu balangay—perahu layar besar—yang digali di Butuan. Salah satunya berasal dari abad ke-13 yang merupakan akhir dari Dinasti Song,” jelas Ariel.

 

Wilayah perdagangan penting lain

Ada juga wilayah Sulu dan Manila punya peran penting di abad ke 14-15. Saat itu Sulu disebut oleh banyak peneliti berada di bawah Kerajaan Majapahit, sama seperti Brunei.

Namun Sulu berhasil lepas dan akhirnya menyerang Brunei pada 1368. Namun Sulu gagal karena Majapahit datang membantu Brunei.

Bangkai kapal Pandanan ditemukan di dekat Sulu. Tepatnya di perairan bawah Pulau Palawan. Penemuan ini merupakan bukti sejarah bahwa Sulu jadi wilayah penting jalur rempah.

Di bangkai kapal tersebut ditemukan sekitar 4722 artefak. Mulai dari keramik dari Vietnam, China, dan Thailand. Ada juga peralatan makan dari kaca dan koin perunggu China.

Butuan yang jadi salah satu lokasi penting dalam perdagangan rempah di jalur rempah antara Indonesia-Filipina-ChinaDok. International Forum on Spice Route 2020 Butuan yang jadi salah satu lokasi penting dalam perdagangan rempah di jalur rempah antara Indonesia-Filipina-China

“Walaupun tidak ada bukti pasti bahwa mereka membawa rempah, tapi kemungkinan besar dalam perjalanan pulang ke China selatan mungkin ke Campa, Vietnam, mereka bisa jadi membawa rempah-rempah,” jelas Ariel.

Keterlibatan Butuan dan Sulu pada jalur rempah regional

Dalam tulisan William Henry Scott berjudul “Filipinos in China before 1500”, tercatat bahwa Butuan abad ke-11 terlibat dalam perdagangan barang lokal daerah mereka saja. Begitu juga dengan Sulu pada abad ke-15.

Mereka juga berdagang rempah, aromatik, sutera, dan keramik. Hal itu membuktikan bahwa Butuan dan Sulu terlibat dalam jalur perdagangan regional. Rempah asal Maluku jadi salah satu bagian penting pada jalur ini.

Salah satu bukti penting yang menunjukkan keterlibatan ini lewat makam Paduka Batara (1417) di Dezhou, Shandong, China. Paduka Batara adalah salah satu raja Sulu yang melakukan ekspedisi persembahan ke China.

Kerajaan Sulu pada 1417-1424 mengadakan tiga misi persembahan ke China. Makam Paduka Batara hingga kini masih ada di sana, termasuk para keturunannya.

“Misi persembahan oleh para raja Sulu ini kemungkinan besar dipicu oleh misi maritim yang terkenal dilakukan di awal Dinasti Ming di bawah pimpinan Laksamana Zheng He pada 1405-1433,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com