Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Usaha Keripik Belut di Yogyakarta Ini Pasarkan Produknya hingga ke Luar Negeri

KOMPAS.com - Keripik merupakan camilan renyah favorit banyak orang. Kudapan ini dapat dibuat dari berbagai bahan, salah satunya belut. 

Di Yogyakarta ada satu usaha keripik belut rumahan yang cukup legendaris. Namanya yaitu Keripik Mbok Sajinem. 

Keripik Mbok Sajinem sudah ada sejak 1970. Saat ini, usaha keripik ini sudah digeluti oleh generasi kedua. 

Mursito selaku generasi penerus Keripik Mbok Sajinem menjelaskan bahwa usahanya ini mulanya dibuat untuk memanfaatkan hasil alam dari daerahnya yaitu belut. 

Sayangnya sejak penggunaan pupuk kimia, lahan pertanian tak lagi jadi tempat tumbuh belut.

Meski begitu Mursito terus mengembangkan usahanya dengan mengambil belut dari beberapa di Indonesia, seperti Trenggalek dan Kediri. 

"Belut itu banyak, sekitar Godean ke barat sampai Kulon Progo itu banyak luar biasa. Cuma habis pupuk kimia itu masuk sudah enggak ada. Jadi istilahnya sekarang barang dari luar provinsi," tuturnya, Selasa (08/02/2022). 

  • Resep Keripik Belut untuk Jualan, Renyah dan Tidak Amis
  • Resep Rendang Belut Asap Khas Mandailing, Pakai Kelapa Parut Sangrai

Mempertahankan resep 

Walau sudah ada sejak puluhan tahun, Mursito mengaku bahwa ia tetap mempertahankan resep peninggalan ibunya. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas rasa dan kerenyahan keripiknya. 

Walau begitu Mursito menjelaskan bahwa terdapat beberapa pembuatan yang disesuaikan. Khususnya pada penggunaan alatnya. 

"Kalau resep tetap mempertahankan resep yang sama, cuma sistem pengelolaan. Gimana ya, cuma peralatan pendukung yang lebih, enggak seperti yang dulu," ujarnya. 

Seluruh proses pembuatan keripik belut di Keripik Mbok Sajinem dilakukan secara profesional. Bahkan minyak untuk menggorengnya pun hanya dipakai selama 16 jam. 

Di luar daripada itu, proses penggorengan keripiknya masih memakai tungku. Kendati demikian Mursito mengklaim bahwa kebersihan dapurnya tetap terjaga. 

"Bahkan bisa dibilang di Yogyakarta itu pelopor memasak memakai tungku yang kebersihannya terjamin," kata Mursito. 

  • 3 Cara Bersihkan Belut dengan Benar, Bebas Lendir dan Amis
  • Resep Sambal Goreng Belut, Gurih dan Pedasnya Melekat di Lidah

Dalam sehari, Keripik Mbok Sajinem dapat mengolah minimali 50 kilogram belut. Produksi tersebut bisa menikmati pada saat Lebaran maupun akhir tahun. 

Untuk mencukupi jumlah produksi saat ramai, biasanya Mursito telah menyiapkan belut frozen. Belut tersebut disimpan sedemikian rupa supaya rasanya dan kesegarannya terjaga.

Layani pengiriman hingga ke luar negeri

Pemasaran Keripik Mbok Sajinem dilakukan secara daring melalui media sosial. Walau masih skala UMKM tapi Mursito menjelaskan bahwa penjualan kini sudah sampai ke luar negeri.

Keripik Mbok Sajinem biasanya dikirimkannya hingga ke Malaysia, Singapura, Korea, serta Australia.  

"Rata-rata online, kalau di luar negeri ya Australia, Singapura, Korea, Malaysia. Nek sana itu rutin, setiap bulan pasti kirim walau enggak banyak," tuturnya. 

Walau begitu pelanggan di Indonesia sendiri pun ada. Beberapa masyarakat dari Kalimantan dan daerah di Pulau Jawa pun kerap memesan keripik belut untuk oleh-oleh atau camilan. 

  • Resep Keripik Kaca BonCabe, Camilan Unik Terbuat dari Tapioka
  • Fungsi Air Kapur Sirih dalam Pembuatan Keripik Kulit Kentang

Lebih jauh, Mursito menerangkan bahwa ketika pandemi penjualannya justru naik tingga tiga kali lipat. Menurutnya prinsipnya dalam menjaga kualitas merupakan kunci untuk menjaga pelanggannya. 

Buatmu yang ingin mencoba bisa memesan melalui media sosial @kripik_mboksajinem. Harga satu bungkus mulai Rp 16.000. 

Selain keripik belut, Keripik Mbok Sajinem juga memiliki beberapa produk lainnya seperti keripik bayam, peyek, hingga keripik buah. Harganya juga tak jauh berbeda dengan harga keripik belut.

https://www.kompas.com/food/read/2022/02/17/210200375/usaha-keripik-belut-di-yogyakarta-ini-pasarkan-produknya-hingga-ke-luar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke