Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

16 Fakta Menarik Lada, dari Sejarah hingga Manfaatnya

KOMPAS.com - Indonesia memiliki banyak rempah yang dapat digunakan untuk memasak. Selain menjadi penyedap hidangan, rempah tersebut juga memiliki manfaat bagi kesehatan.

Salah satu rempah yang populer di Indonesia yaitu lada atau merica.

Masyarakat Indonesia kerap menggunakan lada untuk membumbui hidangan bercita rasa pedas, seperti gulai atau tongseng.

Mengulik lebih jauh mengenai lada, berikut 16 fakta lada atau merica yang perlu menarik untuk diketahui. 

1. Asal tanaman lada

Lada atau merica sudah dibudiyakan sejak lama. Sayangnya tak diketahui pasti kapan dan siapa penemu tanaman rempah ini. 

Mengutip buku "Sehat Dengan Rempah Dan Bumbu Dapur" karya Made Astaman dari Penerbit Buku Kompas, masyarakat Yunani Kuno telah mengenal lada sejak tahun 372 sebelum masehi.

Kemudian, tahun 1492 Columbus mendapati tanaman lada tumbuh di India Barat. Sejak saat itu, lada menjadi rempah-rempah yang penting dalam dunia perdagangan. 

2. Perkembangan lada di Indonesia

Penulis Tionghoa mulai memberitakan lada di Indonesia pada abad ke-15. Namun demikian, tanaman ini baru ada di tanah air pada abad ke-16. 

Dalam buku yang sama, Made Astaman menulis bahwa bangsa Portugislah yang mulanya membawa lada ke Indonesia.

Sejak saat itu menjadi rempah yang banyak dicari. Bahkan pada abad ke-17, banyak negara lain yang menginginkan lada dari Indonesia.

3. Daerah penghasil lada di Indonesia

Mengutip buku "Perdagangan Lada Abad XVII" karya P. Swantoro terbitan Kepustakaan Populer Gramedia, Pulau Sumatra khususnya Lampung merupakan produsen lada terbesar dari dulu hingga sekarang. 

Bahkan pada abad k1-17, wilayah ini dapat menghasilkan sekitar 39.000 ton lada. Lalu, tahun 1935 Lampung bisa menghasilkan 45.000 ton. 

Dewasa ini, Indonesia dan India merupakan daerah penghasil lada terbesar di dunia. 

Lada atau merica termasuk dalam famili piperaceae. Tanaman ini dapat tumbuh subuh di daerah beriklim tropis seperti Indonesia. 

Namun perlu diketahui bahwa tanaman lada bukanlah pohon yang tumbuh besar. Melainkan tumbuhan rambat yang tumbuh dengan bantuan sokongan penyangga.

Lada dapat berbunga dua kali dalam setahun. Bunga tersebut biasanya muncul sebelum musim penghujan. 

Bunga inilah yang nantinya dapat berubah menjadi biji dan diolah menjadi lada atau merica kering.

5. Jenis lada 

Terdapat beberapa jenis lada yang umum dijumpai di Indonesia. Ada lada hitam, lada putih, lada hijau, dan lada merah. 

Selain dari warnanya yang berbeda, keempat lada tersebut diolah dengan cara yang berbeda pula.

Proses pengolahan yang berbeda, membuat masing-masing jenis lada memiliki cita rasa dan aroma yang berbeda.   


6. Perbedaan lada hitam dan lada putih

Dari keempat jenis lada tersebut, masyarakat Indonesia lebih sering memakai lada putih dan lada hitam. 

Kedua jenis lada ini memiliki perbedaan baik dari penggunaan biji maupun rasanya.

Untuk membuat lada putih, petani menggunakan biji lada yang sudah masak. Sementara, lada hitam justru dibuat dari biji yang masih mentah. 

Selain itu, proses pengolahan lada putih pun lebih rumit dan lama. Hal inilah yang kemudian membuat rasa dan aroma keduanya berbeda. 

Lada hitam memiliki rasa dan aroma yang lebih pedas daripada lada putih. Selain itu, masa simpannya pun lebih lama. 

7. Lada hijau dan lada merah 

Cara mengolahan lada hijau dan lada merah berbeda dengan lada lainnya. Kedua jenis lada ini diolah dengan cara direndam dalam larutan air garam atau cuka. 

Namun demikian penggunaan biji lada yang digunakan berbeda. Lada hijau menggunakan biji lada yang masih mentah. Sementara, lada merah memakai lada matang. 

Mengenai rasa dan aromanya sendiri, lada merah cenderung lebih kuat daripada lada hijau. Namun keduanya jarang digunakan dalam masakan Indonesia. 

8. Manfaat lada dalam masakan

Lada umum digunakan masakan Indonesia. Khususnya hidangan bercita rasa pedas seperti gulai dan tongseng. 

Penambahan lada dalam hidangan dalam membuat rasa dan aroma lebih pedas. Tak hanya itu, pada hidangan seperti sup, lada pun bisa membuat kuahnya terasa hangat. 

9. Lada untuk menghilangkan bau amis 

Selain memberi sensasi rasa pedas yang khas, lada juga dapat mengurangi bau amis pada bahan masakan. 

Kamu dapat menggunakan lada sebagai bumbu marinasi daging, ikan, atau ayam. 

Beberapa jenis saus dan hidangan ala barat pun menggunakan lada pada bumbunya. Dengan menambah lada, rasa hidangan jadi lebih lezat. 

10. Penggunaan lada bubuk dan lada utuh

Terdapat dua jenis lada yang dijual di pasaran, yaitu lada bubuk dan lada utuh kering. 

Lada bubuk dapat menjadi pilihan jika kamu tak mau repot menyiapkan bumbu. Namun lada ini memiliki aroma dan rasa yang tidak terlalu kuat. 

Oleh sebab itu, lada putih banyak digunakan untuk bumbu sup atau marinasi.

Sementara itu, lada utuh rasa dan aroma yang lebih kuat. Untuk itu, lada utuh cocok digunakan sebagai bumbu masakan yang pedasnya nendang. 


11. Cara menggunakan lada dalam masak 

Dalam penggunaannya, lada utuh dihaluskan atau digiling terlebih dulu menggunakan mill grinder. Meski demikian ada pula yang menggulek lada utuh bersama dengan bumbu lain. 

Penggunaan lada giling segar lebih dianjurkan daripada lada bubuk. Namun untuk menjaga rasa dan aromanya, sebaiknya taburkan lada pada proses akhir memasak. 

Lada atau merica kerap disamakan dengan ketumbar karena bentuknya yang mirip. Namun sebetulnya keduanya rempah ini berbeda, baik dari tampilan maupun rasanya. 

Jika diamati, ukuran lada sedikit lebih besar daripada ketumbar. Selain itu, lada pun memiliki warna yang lebih bervariasi, ada merah, hijau, hitam, dan putih. 

Ketumbar sendiri berwarna coklat muda. 

Dalam penggunaannya, kedua rempah ini juga berbeda. Umumnya, lada digunakan untuk memberi rasa pedas pada hidangan, sedangkan ketumbar biasa digunakan untuk penyedap.

Penambahan ketumbar dalam hidangan dapat membuat masakan lebih kaya rasa. 

13. Ciri lada yang bagus 

Lada hitam dan lada putih banyak dijual di pasar tradisional, warung, maupun supermarket. Saat membeli, pastikan kamu mengecek tampilannya guna memastikan kualitasnya. 

Lada yang bagus umumnya memiliki aroma pedas yang cukup pekat. Saat dibau bisa jadi lada tersebut membuatmu bersin. 

Lada bubuk dan lada utuh harus disimpan dengan benar agar rasanya tidak berubah. 

Cara menyimpan lada dapat dilakukan dua cara sederhana. Pertama, tempatkan lada dalam stoples kedap udara lalu simpan di ruangan yang dingin dan gelap. 

Atau, kamu dapat menyimpan lada di kulkas supaya lebih awet. Namun pastikan stoples untuk menyimpannya selalu tertutup rapat agar rasanya tidak berubah. 

Lada utuh yang disimpan dengan benar dapat bertahan sekitar satu tahun. Sementara, lada bubuk hanya sekitar tiga bulan. 

15. Lada putih dan lada hitam bisa saling menggantikan

Mengutip laman The Spruce Eats, jika kebetulan tidak memiliki lada hitam maka kamu bisa menggantinya dengan lada putih. Begitu pula sebaliknya. 

Namun perlu diingat bahwa lada putih memiliki rasa yang lebih ringan, sehingga jika digunakan sebagai pengganti lada hitam jumlahnya harus lebih banyak. 

16. Manfaat lada untuk kesehatan 

Selain menjadi penyedap masakan, lada juga memiliki manfaat bagi kesehatan.

Kandungan mineral di dalam lada dipercaya bisa mengatasi berbagai masalah kesehatan, seperti demam, nyeri haid, dan reumatik. 

Bahkan, lada pun bisa mengatasi berbagai masalah pencernaan misalnya perut kembung.

Mnegutip laman Healthline, penelitan menyebut bahwa lada dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, seperti kanker payuda, usus besar, dan prostat. 

Buku "Sehat Dengan Rempah Dan Bumbu Dapur" karya Made Astaman dari Penerbit Buku Kompas dapat dibeli online di Gramedia.com

Buku "Perdagangan Lada Abad XVII" karya P. Swantoro terbitan Kepustakaan Populer Gramedia dapat dibeli online di Gramedia.com

https://www.kompas.com/food/read/2021/08/15/200900275/16-fakta-menarik-lada-dari-sejarah-hingga-manfaatnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke