Sejak Kapan Orang Indonesia Kenal Pasta?

Banyak hidangan pasta yang menyatu dengan kultur di negara tertentu dan kemudian menghasilkan kreasi baru yang unik.

Indonesia juga mengenal aneka varian pasta. Mulai dari spageti, fetucine, dan macaroni jadi salah satu yang populer.

Sejarah pasta di Indonesia ternyata tak hanya bisa ditarik jauh ke masa kolonialisme bangsa Eropa, tetapi lebih jauh lagi ketika masa pengaruh budaya Tionghoa di Indonesia.

Sejarawan kuliner Fadly Rahman menuturkan, bahwa mi yang jadi bagian dari pasta sudah diperkenalkan bangsa Tionghoa di Indonesia sejak zaman kerajaan nusantara.

“(Mi) sudah disinggung dalam sebuah prasasti di Majapahit pada masa Jawa Kuno. Disebutkan tentang hang laksa atau penjual mi yang dikonotasikan dengan orang-orang Tionghoa,” kata Fadly ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (23/6/2020).

Orang Tionghoa memang sejak lama identik dengan tradisi membuat dan mengonsumsi mi.

Sementara pasta dengan bentuk yang kita kenal saat ini seperti spageti, fetucine, macaroni, fusilli dan masih banyak lagi, dibawa oleh orang-orang Eropa pada masa kolonialisme.

Pasta di Indonesia

Selain mi, Indonesia mulai mengenal pasta dengan bentuk yang kita kenal sekarang ini konon sejak abad ke-19 terutama di tahun 1870-an.

“Arus impor bahan makanan dari Eropa seperti keju termasuk juga pasta yang bisa disalurkan dari Eropa ke Indonesia itu semakin banyak jumlahny,” papar Fadly.

Katanya, bahan makanan Eropa semakin melimpah setelah tahun 1870-an.

“Kalau kita mau lihat jejak pasta tinggal lihat aja buku masak yang terbit di abad 19 sampai awal abad 20. Resep dengan menggunakan bahan pasta itu sudah mulai mudah ditemukan,” lanjutnya.

Pasta tak dibawa secara langsung oleh orang Italia ke Indonesia karena tak ada hubungan erat antara Italia dengan Indonesia pada masa itu. Pasta dibawa melalui perantara orang Belanda.

“Orang Belanda ini yang banyak memperkenalkan pengaruh dari Italia, Perancis, ke Indonesia,” ujar Fadly.