Saat menempuh pendidikan tinggi, peserta didik bisa berjejaring dengan berbagai pihak. Jejaring yang dibangun dapat membantu mencapai tujuan karier selepas lulus.
Manfaat-manfaat tersebut pun semakin terbuka lebar bagi lulusan kampus luar negeri. Hal ini dikarenakan sistem pendidikan di luar negeri terkenal akan reputasinya. Lulusannya pun umumnya dianggap memiliki pola pikir yang lebih terbuka (open-minded) dan daya saing yang setara dengan standar global.
Lebih dari itu, pendidikan tinggi juga berpengaruh pada tingkat kepuasan hidup dan berkeluarga. Berdasarkan hasil studi Pew Research Center yang dikutip dari Forbes Advisor, Rabu (14/6/2023), 75 persen lulusan perguruan tinggi di Amerika Serikat mengaku "sangat puas" dengan kehidupan berkeluarganya. Sementara, lulusan di bawah sarjana hanya 64 persen.
Penelitian itu lebih lanjut menemukan bahwa lulusan perguruan tinggi juga cenderung memiliki kans 80 persen untuk mempertahankan pernikahan lebih lama, yakni minimal 20 tahun. Sementara, lulusan di bawahnya hanya 40 persen.
Tren serupa juga terjadi pada pria. Sekitar 65 persen yang bergelar sarjana diperkirakan bisa mempertahankan pernikahannya selama 20 tahun atau lebih. Sementara, pria dengan ijazah SMA atau kurang hanya 50 persen
Manfaat melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas tidak hanya dirasakan individu yang melakoninya, tapi juga negara.
Seperti diketahui, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi pada periode 2020-2035. Jika banyak lulusan SMA melanjutkan pendidikan ke universitas, cita-cita Indonesia Emas 2045 bisa terwujud.
Dengan bekal ilmu yang didapat dan keterampilan yang dimiliki, para lulusan tersebut bisa menjadi agen perubahan di berbagai sektor penting dalam pembangunan nasional, seperti ekonomi, teknologi, dan sains.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.