Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Aziz, Guru Besar Termuda IPB yang Berusia 36 Tahun

Kompas.com - 05/04/2024, 11:34 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Institut Pertanian Bogor (IPB) University memiliki guru besar termuda. Dia adalah Aziz Boing Sitanggang yang merupakan dosen dari Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta).

Dia resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar pada Juni 2023 di usia 36 tahun 9 bulan. Hal ini membuat dirinya dinobatkan sebagai profesor termuda IPB University.

Baca juga: Sosok Prama, Guru Besar Termuda UGM yang Berusia 35 Tahun

Profesor yang menyelesaikan pendidikan doktoral di Technische Universitat Berlin bidang Chemical and Process Engineering ini mengatakan, gelar guru besar yang didapatkannya merupakan hasil desain dari Prof. Slamet Budijanto yang saat ini menjadi dekan Fateta IPB University sekaligus mentornya.

"Prof Slamet Budijanto yang menyadarkan saya ternyata ada peluang untuk menjadi profesor. Beliau melihat potensi dan publikasi-publikasi saya selama ini. Makanya, menjadi profesor adalah jalan yang kita create, sesuatu yang kita siapkan dan harus distrategikan, bukan karpet merah yang telah disiapkan orang lain untuk kita," kata dia seperti dilansir dari laman resmi IPB University.

Prof. Aziz fokus meneliti bidang rekayasa proses pangan, lebih spesifik lagi pada rekayasa pangan fungsional.

Dia menjelaskan, dirinya banyak menggabungkan keilmuan rekayasa proses engineering dengan proses produksi ingredient pangan fungsional.

"Pangan fungsional saat ini sedang menjadi tren. Sekarang, orang-orang tidak lagi hanya mengonsumsi pangan untuk pemenuhan kebutuhan kalori, tapi juga menginginkan adanya manfaat kerja dan dampak yang positif dari pangan yang telah dikonsumsi," jelas dia.

Aziz memproduksi peptida bioaktif, yaitu semacam fragmen protein kecil yang terdiri dari 2 sampai 20 asam amino dan memiliki fungsionalitas tertentu bagi tubuh, seperti sebagai antioksidan, komponen pengatur tekanan darah, dan lain sebagainya.

Baca juga: Cerita Devy, Lulus S2 Kedokteran Unair yang Gapai IPK 4,00

Dia juga menegaskan bahwa yang dikembangkannya adalah teknologi untuk memproduksi ingredient, bukan menghadirkan pangan fungsionalnya.

Bisa hasilkan 17 publikasi dalam satu tahun

Prof. Aziz telah mempublikasikan sebanyak 52 artikel terindeks Scopus.

Dalam hasil publikasinya itu, ia bertindak sebagai penulis utama atau kadang kala sebagai corresponding author.

Dia mengakui dalam satu tahun bisa menghasilkan 10-15 publikasi, maksimal 17 publikasi.

Dia menambahkan, data-data yang diperolehnya dalam publikasi adalah data dari penelitiannya di laboratorium, sehingga tidak bisa diperoleh dalam waktu yang singkat.

Lulusan S2 dari Taiwan ini menuturkan jika diperlukan komitmen yang tinggi dalam menggapai titelnya itu.

Seperti, aa tuntutan jumlah publikasi yang harus dicapai per tahunnya, belum lagi harus berkejaran dengan waktu dalam memenuhi tuntutan tersebut.

"Banyak orang berpikir, mudah sekali bagi saya untuk menjadi profesor muda. Padahal tata aturan yang saya lewati untuk menjadi profesor adalah tata aturan sama, yang berlaku bagi orang lain juga. Mungkin yang tidak dipahami banyak orang adalah ada hal-hal yang harus saya korbankan untuk bisa meraih predikat ini," tegas dia.

Sebagai pesan untuk mahasiswa yang ingin melanjutkan kariernya di bidang akademik, Prof. Aziz mengatakan jangan pernah berhenti bermimpi serta jangan ragu untuk berubah. Sebab, pada dasarnya hal yang telah dilalui hanyalah tahapan kehidupan.

Dia juga berpesan agar mahasiswa berani keluar dari zona nyaman untuk bisa menggali potensi diri sebesar-besarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com