Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Suherman
Analis Data Ilmiah BRIN

Pustakawan Berprestasi Terbaik Tingkat ASEAN, Peraih medali emas CONSAL Award

"Bullying" dan Budaya Literasi

Kompas.com - 10/03/2024, 10:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Mayoritas orangtua memercayai pendidikan anaknya 100 persen kepada sekolah atau pesantren. Entah karena tidak bisa, tidak peduli, atau karena kesibukan sehingga yang paling praktis dan pragmatis adalah menitipkannya di pesantren atau boarding school. Secara psikologis banyak murid atau santri menjadi yatim piatu.

Menarik sekali hasil riset yang dilakukan Litbang Kompas tentang gambaran pahlawan yang ternyata telah berubah di kalangan Milenial.

Relung imajinasi kaum Milenial lebih banyak dijejali sosok pahlawan super ketimbang pahlawan nasional. Idola kepahlawanan pembawa nilai-nilai tradisional seperti guru, pemuka agama, dan orang bijak telah tergeser oleh idola kepahlawanan pembawa nilai-nilai pasca-modern seperti artis, politisi populer. Idola lainnya adalah pahlawan dari dunia fiksi atau difiksikan. (Kompas, 5 November 2018).

Tantangannya adalah bagaimana supaya ruang imajinasi anak didik diisi dengan narasi tentang pahlawan yang paling dekat dengan dirinya seperti ibu dan ayah, guru, serta pahlawan nasional milik bangsa sendiri.

Pendekatan budaya literasi

Belakangan ini ada beberapa penelitian mengenai hubungan antara budaya literasi dengan tindakan kekerasan.

Dengan asumsi bahwa semakin tinggi budaya literasi di masyarakat, maka akan mengurangi tindakan kekerasan pada masyarakat itu, dan sebaliknya.

Misalnya, ada yang meneliti hubungan ini di sekolah dasar dengan kesimpulan bahwa semakin banyak seorang siswa membaca ternyata akan mengurangi, bahkan menghilangkan perilaku bullying.

Film populer "Freedom Writers" mengangkat kisah nyata tentang keberhasilan seorang guru dalam mengelola kelas dengan murid yang super bandel, bahkan kriminal, menjadi kelas yang penuh tolerasi, solidatiras, dan prestatif.

Untuk menaklukan kelas itu sang guru hanya menggunakan dua senjata, yaitu kisah dan buku atau budaya literasi.

Satu lagi tentang Malcolm X, seorang berandalan putus sekolah yang berhasil menjadi cendekiawan—dan akhirnya menjadi seorang politisi, bahkan dianggap sebagai pahlawan—di dalam penjara karena membaca.

Sebaliknya, orang yang kurang memiliki pengetahuan, akibat jarang atau tidak suka membaca, akan memiliki perilaku agresif atau melakukan kekerasan dalam merespons tantangan. Budaya literasi atau pengetahuan bisa dijadikan indikator perilaku.

Dalam artikelnya, mantan ketua PB NU K.H, Said Aqil Shiraj mengatakan bahwa para radikalis, jihadis, atau fundemantalis adalah orang-orang yang minim pengetahuannya.

Beliau menyodorkan solusi untuk deradikalisasi dengan pendekatan literasi, karena pendekatan yang selama ini digunakan tidak menyentuh ”isi kepala” dan tak sadar, malah mengabaikan potensi aktivisnya sebagai manusia yang suatu saat bisa berubah (Kompas, 8 Desember 2018).

Hasil pengamatan kami, sebagai fasilitator gerakan literasi nasional juga demikian: peserta didik yang tergabung dalam gerakan literasi sekolah memperlihatkan perilaku yang santun dan prestatif.

Bahkan ada murid SMP dan SMA yang memiliki pengetahuan lebih dewasa daripada umurnya—seperti mahasiswa semester akhir—karena dalam tantangan yang diberikan berhasil membaca buku sejumlah 149 judul dalam 10 bulan.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com