Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Syafbrani ZA
Penulis dan Konsultan Publikasi

Penulis Buku diantaranya UN, The End..., Suara Guru Suara Tuhan, Bergiat pada Education Analyst Society (EDANS)

Mencegah Anak Terpapar Residu Negatif Pemilu

Kompas.com - 28/01/2024, 08:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sementara anak-anak terus-menerus menikmati perilaku-perilaku nir empati. Dengan kondisi demikian, apakah kita tidak mengkhawatirkan akan masa depan negeri ini?

Momentum debat kandidat capres dan cawapres sebenarnya bisa dijadikan titik tolak dalam menciptakan keadaan kondusif tutur dan perilaku pada generasi dini.

Bukan sebaliknya, mereka malah diajarkan untuk menomor empatkan etika, hanya karena nomor 1, 2, dan 3 adalah pilihan kita masing-masing. Bukankah begitu?

Parahnya lagi definisi etika yang sudah sama-sama kita pahami, alih-alih menjadi bias terjemahannya hanya karena beda pilihan dan selera.

Tentunya kita telah merasakan aura dan dampak dari debat-debat Pilpres, beberapa waktu lalu. Mumpung masih ada satu debat lagi dan kebetulan tema besarnya ada yang berkaitan dengan pendidikan.

Maka alangkah baiknya, di debat terakhir nanti setiap kandidat dengan pendukungnya masing-masing melakukan puasa untuk saling merendahkan, apalagi menghujat.

Berikanlah edukasi kepada anak-anak yang kebetulan nimbrung menonton debat di ruang keluarganya masing-masing.

Inspirasikan kepada mereka bahwa membangun bangsa perlu kolaborasi dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Karena menjadi pemenang harus menyiapkan banyak ruang untuk merangkul dan menutup hasrat untuk memukul.

Sampaikanlah wejangan kepada anak-anak yang kebetulan membaca postingan-postingan di media sosial saat debat berlangsung.

Dengarkan kepada mereka bahwa usaha untuk menang tidak harus dengan mematikan karakter lawan. Karena membangun bangsa perlu kesetiakawanan dan bukan sekadar hasrat untuk mendapatkan jabatan.

Pilihlah diksi-diksi baik untuk didengar anak-anak yang rasa ingin tahunya sangat tinggi apa yang terjadi setelah perhelatan debat dilaksanakan.

Kabarkan kepada mereka bahwa kata dan perilaku harus saling memandu. Karena menjadi tokoh sentral harus siap untuk dituntut dalam menyempurnakan kepribadian yang menjunjung tinggi etika dan moralitas.

Tunjukankanlah keberanian untuk diketahui anak-anak yang di antaranya sedang kagum-kagumnya dengan pilihan orangtuanya masing-masing bahwa benar adalah benar, salah adalah salah.

Meskipun yang benar itu kebetulan berseberangan pilihan dan yang salah kebetulan adalah teman karib atau bagian dari keluarga sendiri.

Karena menjadi pemimpin harus memiliki nyali dalam menegakkan aturan sekaligus membangun semangat kemanusiaan.

Yakinkanlah kepada anak-anak, sebelum mereka menyaksikan debat dalam rangka partisipasi para keluarga untuk menumbuhkan jiwa demokrasinya sejak dini.

Pastikan para kandidat beserta tim suksesnya mampu menunjukkan kemampuannya dalam menjaga para pendukungnya, baik yang berada dalam ruang debat maupun yang telah siap bergerilya di dunia maya.

Tunjukkan kepada mereka bahwa menjadi orang nomor satu bangsa mampu untuk menggerakkan rakyatnya untuk bersikap sportif dan positif melalui langkah-langkah kecil: menertibkan pendukung-pendukungnya.

Terakhir, mudah-mudahan debat dan kontestasi Pemilu bisa menihilkan residu-residu yang berbahaya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Termasuk yang juga membahayakan kata dan perilaku anak-anak kita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com