Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mohammad Imam Farisi
Dosen

Dosen FKIP Universitas Terbuka

Internet Offline, Menjangkau yang Tak Terjangkau

Kompas.com - 28/11/2023, 14:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Karena sifatnya lokal, akses tetap dapat dilakukan tanpa bergantung pada jaringan Internet Online. Selain itu, teknologi Internet Offline ini juga dapat meningkatkan literasi digital bagi mereka yang tidak beruntung mendapatkan akses ilmu pengetahuan secara mudah.

Seluruh layanan informasi/pengetahuan yang dibutuhkan masyarakat diletakkan di server-server lokal (sekolah, kantor, dll.). Melalui server lokal ini pula dapat dibangun layanan seperti sistem pembelajaran elearning, video conference, media center, dll.

Komputer mini seperti Raspberry Pi dapat menjadi alternatif penggunaan perangkat yang murah dalam implementasi infrastruktur jaringan internet offline.

Dari sisi teknologi, ada cukup banyak teknologi yang dapat digunakan untuk membuat konten Internet menjadi offline. Beberapa di antaranya adalah:

Pertama, Solar Powered Educational Learning Library (SolarSpell): Inisiatif pendidikan global oleh Arizona State University yang menggabungkan perpustakaan digital yang dikurasi dan didukung oleh Raspberry Pi, teknologi offline bertenaga surya, dan pelatihan untuk membangun literasi informasi dan keterampilan siap berinternet.

Kedua, Kiwix: Aplikasi gratis yang memungkinkan kita untuk mencari dan membaca Wikipedia tanpa sambungan Internet. Tersedia untuk Android, iOS, Windows, MacOS dan Linux.

Pengembangan jaringan Internet Offline melalui perjalanan panjang. Diawali program M. Nuh yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan Nasional yang meniadakan pelajaran TIK dari kurikulum sekolah melalui Kurikulum 2013.

Salah satunya karena banyak sekolah terutama yang di daerah tidak memiliki unit komputer dan aliran listrik. Hal ini berakibat banyak guru-guru TIK menjadi ter-PHK atau harus mengajar pelajaran yang bukan bidangnya.

Akhir 2018, Mendiknas Bapak Muhajir mengeluarkan Permendiknas 37/2018 memasukkan kembali pelajaran komputer ke kurikulum sekolah.

Menindaklanjuti tantangan tentang kondisi sekolah yang tidak memiliki unit komputer, terbatasnya jaringan listrik, serta terbatasnya sinyal telekomunikasi, maka solusi yang diambil tertuju pada RaspberryPi3 yang murah, dapat dijadikan server, dapat dioperasikan menggunakan charger smartphone, bahkan menggunakan power bank dari handphone.

Pemikiran tersebut dikembangkan pertama kali oleh Onno W. Purbo, dan dituangkan dalam coretan di atas kertas dan diunggah ke Wiki tertanggal 18 Oktober 2018 (dimodifikasi 26 November 2021).

Secara lengkap konsep Internet Offline untuk sekolah dipresentasikan Ono melalui kanal YouTube Onno Center.

Program KIPIN-School & UT-Akses

Di Indonesia, belum banyak instansi berpengalaman mengembangkan infrastruktur Internet Offline. Di antaranya adalah Pendidikan.id yang dirilis pada Januari 2014 oleh PT. Mahoni Edukasi Digital.

Pendidikan.id merupakan platform yang mengembangkan produk dan layanan di bidang teknologi pendidikan.

Melalui moto 'learning and studying in digital way', Pendidikan.id mengembangkan program KIPIN-School (Kios Pintar School) yang menyediakan berbagai sumber dan aplikasi studi offline untuk mendukung digitalisasi sekolah di seluruh Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com