Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bila "Bullying" Terus Ada, Dosen UMM: Pendidikan Kita Terancam Mundur

Kompas.com - 26/10/2023, 14:56 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Kasus perundungan atau bullying marak terjadi belakangan ini di lingkungan sekolah. Bahkan, dari kasus bullying itu ada yang sampai bunuh diri.

Menurut Dosen UMM Bayu Hendro Wicaksono PhD, jika kasus bullying semakin meningkat, maka akan terjadi ancaman kemunduran pendidikan.

Baca juga: Redam dan Cegah Bullying di Sekolah, Guru Harus Jalani 5 Cara Ini

Kasus bullying itu secara langsung mengafirmasi, bahwa saat ini masih ada kelompok yang kurang memahami komunikasi budaya yang tepat.

Bullying, sebut dia, seringkali hanya terlihat seperti candaan sehari-hari yang diucapkan kepada teman sebaya.

Namun sayangnya, tindakan sederhana itu dapat menimbulkan dampak serius.

"Korban perundungan bisa mengalami luka psikis atau emosional yang menyakitkan. Dampak ini bisa berlangsung lama karena mempengaruhi ingatan jangka panjang mereka," tegas dia dikutip dari laman UMM, Kamis (26/10/2023).

Bayu mengatakan, upaya pencegahan bullying bisa dimulai dengan meningkatkan iklim sekolah, serta melibatkan guru-guru sebagai contoh komunikasi positif.

Di samping itu, penegakan aturan juga harus tegas tanpa menambah tekanan siswa.

2 aspek kurangi kasus bullying di sekolah

Ada juga beberapa aspek yang harus menjadi fokus utama sekolah dalam mengurangi kasus bullying.

Pertama, pendidikan komunikatif dan kolaboratif yang dapat diintegrasikan dalam kurikulum.

Hal ini dilakukan untuk mengenalkan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana berkomunikasi dengan efektif.

Baca juga: 5 Cara Memilih SMP Terbaik buat Siswa

Kedua, pemikiran kritis juga menjadi pondasi utama dalam membentuk pola pikir yang sehat.

"Siswa diajarkan untuk tidak mudah menerima informasi begitu saja, tetapi mampu menganalisis informasi dan memahami berbagai perspektif sebelum membuat keputusan," ucap Wakil Dekan III FKIP UMM itu.

Bayu juga menyoroti pentingnya menerapkan konsep sekolah ramah anak yang sesuai dengan kebijakan pemerintah. Sayangnya, banyak sekolah yang belum menerapkannya dengan masif.

Menurut dia, kurikulum pendidikan kini semakin detail, jumlah mata pelajaran bertambah dan tekanan nilai belajar meningkat. Akibatnya, beban siswa semakin besar.

Dia menambahkan, kunci menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung, bukan hanya dari segi akademik, tetapi juga dari segi kesejahteraan fisik dan mental siswanya.

Baca juga: Perbedaan Perilaku Bullying dengan Kenakalan Siswa

"Melalui hal ini sekolah dapat menjadi tempat yang aman dan produktif, dan tidak akan terjadi lagi bullying. Kemudian mampu mengarah pada perkembangan yang sehat bagi setiap siswa," pungkas Bayu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com