Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Redam dan Cegah "Bullying" di Sekolah, Guru Harus Jalani 5 Cara Ini

Kompas.com - 18/10/2023, 16:55 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman untuk belajar memperoleh ilmu pengetahuan dan belajar mengembangkan kemampuan bersosialisasi para peserta didik.

Akan tetapi beberapa waktu terakhir ini, sebagian besar masyarakat beranggapan sekolah bukan lagi mejadi tempat yang aman untuk menuntut ilmu, karena banyak perilaku bullying oleh siswa atau siswi yang terjadi di sekolah.

Baca juga: Orangtua dan Sekolah Jadi Kunci Utama Cegah dan Berantas Bullying

Dosen Keperawatan Jiwa FIK UM Surabaya, Uswatun Hasanah mengatakan, kejadian bullying muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari intimidasi, mengejek, dan kekerasan fisik yang menyebabkan hilangnya nyawa korban akibat kekerasan langsung atau korban yang memutuskan bunuh diri akibat tidak tahan alami bullying.

"Saat siswa berada di lingkungan sekolah, tentunya secara penuh mereka berada dalam pengawasan dan tanggung jawab guru, sehingga guru memiliki frekuensi yang tinggi dalam berinteraksi dengan siswa baik di kelas maupun diluar kelas," kata dia dilansir dari laman UM Surabaya, Rabu (18/10/2023).

Demi meredam angka bullying di sekolah, dia membagikan 5 tips ini untuk guru.

Pertama, menjadi guru yang jeli dan peka. Guru perlu menyadari bahwa apa yang terlihat di depan mata belum tentu merupakan sebuah fakta.

Banyak hal atau kejadian tersirat yang membutuhkan kejelian dari para guru, khususnya dalam hal mengidentifikasi tanda perilaku bullying dari peserta didiknya baik yang ditunjukkan oleh pelaku maupun korban.

"Perlu disadari bullying dapat dilakukan dan terjadi kepada siapa saja, bahkan oleh siswa yang dalam kesehariannya menunjukkan perilaku yang baik dan berprestasi, bisa juga oleh siswa yang nampak kesehariannya sebagai siswa yang pendiam," ujar dia.

"Guru juga harus menyadari meski bullying sering terjadi di area tertutup, di mana pengawasan minim dilakukan seperti di toilet, belakang bangunan sekolah dan sebagaianya," tambah dia.

Baca juga: 3 Faktor Anak di Bawah Umur Jadi Pelaku Bullying

Kedua, menjadi lebih waspada terhadap tanda awal perilaku bullying.

Sebagai seorang guru, mengawasi banyak siswa dalam satu waktu merupakan tantangan yang cukup menguras energi, waktu, pikiran dan juga emosi. Akan tetapi itu bukan suatu hal yang mustahil untuk dilakukan.

Perilaku-perilaku kecil yang biasanya dianggap sebagai candaan terkadang menjadi indikator terjadinya bullying jika tidak ditangani sejak dini. Seperti tatapan mata tajam pada yang ditujukan hanya pada satu siswa tertentu, menertawakan dan meledeknya teman, dan sebagainya.

Ketiga, menjadi lebih peduli dan menganggapi dengan serius.

Saat ada indikasi siswa melakukan intimidasi pada siswa lainnya, guru harus merespons hal tersebut sebagai sesuatu yang serius, dengan menegaskan pada pelaku bahwa hal yang dilakukan termasuk bentuk kekerasan psikis dan sampaikan konsekuensi yang akan diterima jika diulangi.

"Begitu pula jika ada siswa yang jadi korban bullying harus menceritakan peristiwa yang dialami, alangkah baiknya guru menunjukkan kepedulian, fokus, dan aktif mendengarkan cerita sambil menunjukkan empati, menenangkan, menyampaikan solusi dan komitmen untuk menindaklanjuti kasus bullying itu," tegas dia.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com