Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Avriza Bisa Dapat Beasiswa S1 ke Amerika Serikat

Kompas.com - 07/10/2023, 13:47 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

Tak berhenti di situ, perjuangan anak dari pasangan Agtia Bestafa dan Damayanti Sari Rohmaningtyas ini berlanjut ketika ia harus menyesuaikan waktu dengan sekolahnya dalam mengikuti program pembinaan BIM.

Baca juga: 6 Cara Mencegah Dehidrasi bagi Pelajar/Mahasiswa

“Prosesnya itu banyak. Ada pembinaan seperti TOEFL, IELTS, SAT/ICT, webinar, college counselling, dan ada proyek sosial yang sangat keren. Saat itu aku harus cermat meluangkan waktu untuk mengikuti program persiapan BIM. Mungkin kalau sekolah lain waktunya fleksibel tapi di SMA Taruna Nusantara yang sangat disiplin aku harus berusaha memanfaatkan dan mencari waktu sebaik-baiknya. Waktu itu merupakan tantangan buat saya harus menyelesaikan tanggungjawab mengikuti BIM dengan konsisten dan disiplin,” tutur Avriz.

Di SMA ia terbiasa diajarkan kedisiplinan. "Jadi sudah ada jadwalnya seperti makan pagi, siang, dan malam harus bareng, ada apel pagi, siang, malam, kelas, dan olahraga sudah diatur. Aku benar-benar harus mengatur waktu,” imbuhnya.

Konsisten dan kedisiplinan Avriz membuahkan hasil. Baginya saat pengumuman lolos adalah pengalaman yang tidak terlupakan.

"Teman-temanku bersemangat ketika menunggu kabar pengumuman diterima atau tidaknya aku di universitas. Alhamdulillah, semua berteriak hore. Semua senang saat itu. Itu adalah pengalaman yang sangat berkesan,” katanya.

Di dalam hatinya, Avriz mempunyai harapan untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu yang didapatkannya nanti untuk kemajuan tanah airnya Indonesia.

“Harapannya aku belajar di University of California, San Diego (UCSD) bisa memperdalam ilmu yang aku tekuni. Indonesia itu potensinya besar banget karena potensi biodiversitasnya sangat tinggi. Aku ingin berperan dalam pengembangan bioengineering dan bioteknologi di Indonesia di masa depan,” harapnya.

Keberhasilan Avriz dalam meraih Beasiswa Indonesia Maju tentu tak lepas dari dukungan orang-orang terdekatnya.

“Papah dan Mamah mereka selalu menelepon setiap minggu karena di asrama sekolah kan hanya boleh sabtu dan minggu. Bagiku itu adalah ikatan kalau mereka yakin aku bisa. Itu sungguh menenangkan hatiku dan membuatku fokus. Lalu, wali kelas, pembina, guru BK, dan teman-teman dari SMA Taruna Nusantara. Alhamdulillah semua berkat dukungan kalian,” sebutnya.

Kini, Avriz telah berjarak beratus-ratus kilometer jauh dari orang tuanya. Ia ingin kembali membawa ilmu yang akan dipelajarinya di universitas pilihannya tersebut.

“Ini enggak sama dengan aku di asrama. Aku ke Amerika dengan harapan lulus empat tahun itu adalah waktu yang lama bagiku dan jauh dari orang tua. Takut pasti ada tapi dari rasa takut itu harus aku kukendalikan justru jadi motivasi dengan adaptasi. Sebagai penerima BIM aku berjanji dapat memberikan kontribusi untuk kemajuan Indonesia,” katanya.

Baca juga: 2 Beasiswa S2/S3 di Inggris, Uang Saku hingga Rp 36 Juta

Ia mengatakan, saat mendaftar beasiswa jangan takut gagal, jangan takut malu, jangan takut ambil kesempatan. "Kalau ada kesempatan yang kamu inginkan ambil dan akan menjadi ceritamu. Dan tetap bergerak menuju cita-cita karena saatnya nanti ada momen titik balik,” pesan Avriz.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com