Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Annisa, Jadi Dokter Lulus IPK 3,82 Pakai Beasiswa Bidikmisi

Kompas.com - 14/09/2023, 17:30 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menjadi seorang dokter tidak hanya cita-cita orang dari kalangan berduit saja. Namun calon mahasiswa dari kalangan keluarga kurang mampu juga bisa menggapai impian jadi dokter melalui berbagai program beasiswa dari pemerintah.

Termasuk Annisa Mardianti Sukmara yang baru saja menyelesaikan studi dari Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed). 

Gadis kelahiran Tasikmalaya, 22 Maret 1999 ini berhasil meraih profesi dokter dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,82.

Dia juga menjadi wisudawan dengan IPK tertinggi di Fakultas Kedokteran Unsoed periode Wisuda Profesi ke-65.

Baca juga: Lulusan SMA/MA Bisa Daftar Akpol Berpangkat Ipda, Berikut Syaratnya

Jadi penerima beasiswa Bidikmisi wujudkan impian jadi dokter

Annisa merupakan salah satu mahasiswa yang juga penerima bantuan pendidikan Bidikmisi pada tahun 2017 lalu.

Annisa mengaku sangat sangat bersyukur bisa menjadi penerima beasiswa Bidikmisi yang kini bertransformasi menjadi KIP Kuliah Merdeka.

Menurutnya, apabila dipikir secara realistis, untuk bisa kuliah di kedokteran itu sangat berat terutama dalam hal biaya.

"Alhamdulillah, saya bisa menjadi penerima beasiswa Bidikmisi. Sehingga sangat terbantu mencapai cita-cita saya ini," kata Annisa seperti dikutip dari laman Puslapdik Kemendikbud Ristek, Kamis (14/9/2023).

Annisa menerangkan, jika tanpa beasiswa Bidikmisi dia tidak tahu, apakah bisa menjadi dokter atau tidak.

Diakui alumnus SMA Negeri 2 Tasikmalaya ini, seandainya pada tahun 2017 lalu itu tidak memperoleh Bidikmisi, mungkin tidak akan lanjut kuliah di Fakultas Kedokteran. Tetapi mencari jurusan lain yang biayanya masih bisa dijangkau orangtuanya.

"Ayah saya, Sukmara, hanya seorang pedagang kayu, itu juga ikut paman. Sementara ibu saya, Toriah, hanya ibu rumah tangga biasa," tuturnya.

Baca juga: 5 Jurusan Kuliah yang Mudah Dapat Kerja dan Gaji Besar

Menyelesaikan studi Kedokteran dalam 6 tahun

Dengan hidup yang sederhana ini, Annisa mencoba mengikuti program Bidikmisi agar bisa meraih mimpi untuk berkuliah.

Annisa mengungkapkan, mengetahui program Bidikmisi sejak SMP, dan pada saat mau lulus SMA, Annisa dibantu guru BK mencoba mendaftar Bidikmisi dan mengikuti seleksi SNMPTN atau kini disebut Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).

Pendidikan di Fakultas Kedokteran pun dituntaskan dalam waktu 6 tahun. Karena punya niat yang tinggi, berbagai kendala dilaluinya dengan penuh rasa semangat dan pantang menyerah.

"Jangan sampai ada kata menyerah, mau bagaimanapun kendalanya harus tetap berusaha, dan jangan menunda apa yang bisa kita lakukan sekarang," tandasnya.

Seperti pada saat Co-ass dengan padatnya aktifitas dia harus bisa memilih waktu untuk belajar, bermain atau berorganisasi, terkadang ada yang harus dikorbankan untuk bisa meraih tujuan.

Berganti cita-cita

Annisa awalnya bercita cita masuk Fakultas Teknik. Namun, saat berada di kelas 3 SMA, ada kejadian yang membuatnya mengubah cita-citanya menjadi dokter.

"Dalam sebuah perjalanan ke sekolah di angkutan kota, kebetulan saya satu mobil dengan lansia yang mau berobat. Sampai dia kejang di mobil, dari situ muncul cita cita untuk menjadi dokter," beber Annisa.

Tekadnya menjadi dokter juga diperkuat kenyataan, bahwa di wilayah tempat tinggalnya, fasilitas kesehatannya masih kurang.

Begitu juga keberadaan dokter. Untuk mencapai rumah sakit terdekat, warga harus menempuh perjalanan dengan angkutan kota sekitar 1,5 jam.

Dengan pengalaman di angkot dan minimnya profesi dokter di wilayahnya itu, Annisa lantas memiliki cita cita untuk menjadi dokter, agar bisa membantu orang orang yang kurang mampu dan juga bisa melayani daerah dengan fasilitas kesehatan yang kurang.

"Saya juga ingin punya pekerjaan yang dimanapun saya bisa bermanfaat. Menurut saya , menjadi dokter itu dimanapun kita berada kita bisa menggunakan ilmu yang kita punya untuk membantu orang lain," kata Annisa.

Profesi seorang dokter, baik berada di kampung, di kota bahkan di tempat terpencil pun akan bisa menolong orang lain dengan ilmu yang dimiliki.

Ingin jadi dokter spesialis

Annisa saat ini sedang menunggu keputusan penempatan program internship Kedokteran yang rencananya akan dimulai November 2023.

Annisa berharap bisa ditempatkan di rumah sakit terdekat di tempat tinggalnya, yakni di Rumah Sakit Umum Daerah Citra Medika Singaparna.

"Setelah selesai internship, saya ingin mendaftar magang di rumah sakit dan mencari beasiswa daerah untuk melanjutkan ke pendidikan spesialis, mudah mudahan bisa terwujud," katanya.

Baca juga: Beasiswa BCA 2023 Buka hingga 15 September, Ada Uang Saku Bulanan

Annisa berterimakasih pada Kemendikbud Ristek dan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) yang telah memberikan kesempatan kepadanya untuk bisa menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran melalui jalur Bidikmisi.

"Pencairan Bidikmisinya yang tepat waktu sangat membantu saya meringankan beban selama kuliah.Saya berharap agar kuota peserta Bidikmisi yang sekarang menjadi KIP Kuliah dapat terus bertambah sehingga lebih banyak pula mahasiswa yang terkendala biaya seperti saya bisa tetap kuliah," urai Annisa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com