Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Lolos Beasiswa LPDP 2024? Simak Tips Mahasiswa Unair Ini

Kompas.com - 03/09/2023, 15:07 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) menjadi salah satu beasiswa pilihan utama pelajar Indonesia.

Namun untuk meraih beasiswa LPDP perlu banyak tahapan yang dinilai mahasiswa cukup sulit. Apalagi seleksinya sangat ketat karena jumlah pendaftar setiap tahun mencapai 15 ribu orang.

Biar lolos beasiswa LPDP 2024, cobalah cara yang sudah diterapkan awardee LPDP Jaka Samudra. Alumnus S1 Biologi Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair) ini kini lanjut studi S2 Kesehatan Lingkungan Unair dengan beasiswa.

Ia memiliki kesungguhan mengenai isu kesehatan dan lingkungan. Hal inilah yang mendorongnya untuk studi lanjut dan menjadi aktivis sosial di yayasan yang ia rintis @abdinesie.

Bukan tanpa alasan, Rama yang merupakan sapaan akrabnya memilih beasiswa dalam negeri.

Baca juga: Kisah Kartika, Anak Tukang Bubur yang Kuliah Gratis di Kedokteran Unair

Lantaran, hal ini sebagai wasiat dari almarhum ayahnya yang berpulang selang satu minggu selepas wisuda sarjananya. Dengan modal doa dan restu orangtua, proses panjang berhasil ia lalui selama seleksi.

“Sedari dulu, saya sepakat dengan diri saya. Saya harus ber-diaspora, baik akademik maupun karir dalam jangka waktu yang tidak lama dari masa lulus. Sebab itu juga berpengaruh pada perangkingan kampus,” ujar Rama yang juga mantan wakil BEM tahun 2022 dilansir dari laman Unair.

Cara Rama lolos LPDP

Ia memiliki cara tersendiri untuk lolos LPDP. Misalnya Rama mengaku telah menyiapkan beasiswa studi lanjut sejak Desember, kemudian submit administrasi Februari.

Baca juga: Cara Zahra, Mahasiswa Unair Lolos IISMA ke Luar Negeri

Lalu seleksi bakat skolastik pada April. Ia pun menegaskan setiap kategori penerima beasiswa (awardee) LPDP beda-beda setiap tahapannya.

“Maret, niatnya tes masuk Unair gelombang 1, tetapi tidak jadi. Sebab, sedang berduka ayah meninggal, sehingga bergeser April yang gelombang 2. Karena saya kategori calon awardee yang belum dapat kampus, sehingga tanpa Letter of acceptance (LoA) atau surat yang dikeluarkan oleh universitas kepada calon mahasiswanya," paparnya.

Selain itu, terdapat tahap wawancara. Dalam tahap ini, calon awardee ditantang mengenai pola pikir strategis, kepercayaan diri, dan daya resiliensi. “Bukan nanya nilai IP atau teori bahkan bukan judul tesis yang saya ajukan. Tapi lebih kepada karakter dan nilai-nilai yang saya pegang," kata Rama.

Rama tak menyangka di balik pertanyaan wawancaranya ternyata mendapat score nyaris sempurna 981/1.000.

Strategi yang ia gunakan yakni mentoring belajar dari alumni awardee dan kedisiplinan recall materi secara mandiri.

Ia pun mengungkap komitmennya selepas studi S2, yakni menyelesaikan permasalahan daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T) mengenai pengelolaan lingkungan.

Pasalnya, tidak ada sistem sanitasi yang baik sehingga beberapa masyarakat 3T langsung membuah sampah ke sungai bahkan laut. Baginya, melalui perannya sebagai akademisi, nantinya, riset-riset yang ia garap bisa memberikan rekomendasi kebijakan untuk pemerintah.

Dalam hal ini, Rama mengungkap dari 275 juta penduduk Indonesia, ternyata hanya 0,3 persen yang melanjutkan studi S2. Sementara, untuk menyambut era bonus demografi 2045, selain infrastruktur perlunya membenahi kualitas SDM juga.

Baca juga: Fresh Graduate, Ini 6 Cara Menghadapi Rekan Kerja Sok Berkuasa

“Oleh sebab itu, bagi teman-teman yang memiliki intensi untuk lanjut S2, tetapi keterbatasan ekonomi, saya rasa tidak perlu mengkhawatirkan itu, sebab sudah banyak peluang beasiswa yang tersajikan. Sehingga tentang bagaimana kemauan belajar teman-teman," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com