Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua, Ini 6 Penyebab Anak Sulit Konsentrasi Saat Belajar

Kompas.com - 03/09/2023, 10:53 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Banyak orangtua yang mengeluh karena anaknya sudah berkonsentrasi saat melakukan aktivitas apapun, seperti berlari dan mudah tergoda dengan hal yang menarik.

Menurut Dosen PGSD UM Surabaya Elmi Tri Yuliandari, untuk mengetahui penyebab anak sulit berkonsentrasi dalam belajar perlu dilakukan identifikasi dan pengamatan.

Baca juga: Kisah Brian Tan, Pria Usia 18 Tahun yang Sedang Kuliah S3 di Amerika

Dia menyebut, ada 6 hal yang menyebabkan anak sulit berkonsentrasi saat belajar.

Pertama, faktor genetik dan gangguan pada masa kehamilan.

"Hal ini juga berpengaruh pada perkembangan otak anak yang apabila terdapat gangguan dalam masa kehamilan bisa menjadi salah satu pemicu sulitnya anak berkonsentrasi dalam belajar," kata dia dilansir dari laman UM Surabaya, Minggu (3/9/2023).

Kedua, faktor kesehatan. Kesehatan fisik sangat berpengaruh pada konsentrasi belajar, apabila anak secara fisik tidak sehat maka akan sulit berkonsentrasi.

Dengan begitu, diperlukan asupan makanan yang bernutrisi pada masa pertumbuhan dan perkembangan, serta istirahat yang cukup agar kesehatan fisik anak tetap terjaga.

Ketiga, kurangnya motivasi diri pada anak untuk belajar.

Motivasi untuk belajar pada anak sangatlah penting, karena adanya keinginan dari dalam diri membuat anak senantiasa melakukan sesuatu, termasuk belajar dengan senang.

"Sehingga segala sesuatu akan mudah untuk dilakukan dan dipahami oleh anak," ucap dia.

Dalam hal ini orangtua harus senantiasa memberikan motivasi untuk anak, agar senang belajar dengan selalu mendampingi dan berkomunikasi dengan baik, mengajak sesuatu yang disukai anak, serta orangtua harus mampu memahami apa yang diinginkan oleh anak.

"Karena apabila ada unsur paksaan maka akan menjadi pemicu sulitnya anak untuk berkonsentrasi pada sesuatu," jelas dia.

Keempat, anak tidak memiliki minat dan bakat dalam belajar.

Baca juga: Kemendikbud: Kampus Jangan Jadi Pabrik Ijazah karena Skripsi Tak Wajib

Minat belajar, sebut dia, merupakan suatu bentuk perhatian atau kecenderungan anak terhadap pelajaran. Sedangkan bakat adalah suatu bawaan pada anak yang biasanya diturunkan secara genetic dari orangtua.

"Dua hal ini penting dimiliki oleh anak karena apabila anak hanya memiliki bakat tetapi tidak memiliki minat maka akan sulit untuk menerima pembelajaran," ujarnya.

Kelima, kondisi lingkungan yang kurang kondusif.

"Dalam kondisi lingkungan yang seperti itu tentu anak akan sulit berkonsentrasi dalam belajar, sehingga kenyamanan dalam belajar sangatlah penting untuk anak," tutur dia.

Keenam, suasana belajar yang kurang menyenangkan.

Dia mengaku, konsentrasi anak dalam menyimak sesuatu berkisar pada rentang waktu 5-10 menit, setelah itu anak akan merasa jenuh dengan suasana pembelajaran yang apabila guru atau orangtua tidak mampu memberikan metode pembelajaran yang menyenangkan.

Untuk itu juga diperlukan metode dalam mengembalikan konsentrasi anak pada suatu pelajaran yang sedang dipelajari.

Baca juga: Mahasiswa Tak Wajib Skripsi Lagi, Nadiem: Bisa Bentuk Proyek dan Lainnya

"Salah satu metode yang bisa dilakukan adalah dengan mengajak anak untuk melakukan sesuatu dengan melibatkan anak secara aktif dalam pembelajaran, sehingga anak tidak akan merasa jenuh dan akan berkonsentrasi pada pembelajaran," tukas Elmi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com