Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaji di Bawah Rp 5 Juta Bisa Kuliahkan Anak dengan 6 Cara Ini

Kompas.com - 07/08/2023, 16:39 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Setiap orangtua pasti punya keinginan menyekolahkan anaknya sampai jenjang perguruan tinggi.

Namun, keinginan itu banyak yang gagal akibat pendapatan atau gaji yang diperoleh tidak besar. Apalagi mereka yang bergaji tidak sampai Rp 5 juta.

Baca juga: Pendaftaran Kedokteran Unesa Masih Buka, Cek Besaran Uang Pangkalnya

Meski demikian, jangan putus asa. Karena, ada 6 tips untuk orangtua yang ingin menguliahkan anaknya walaupun gaji yang diperoleh di bawah Rp 5 juta.

Keenam tips itu datang dari Dosen Perbankan Syariah UM Surabaya, Arin Setyowati.

Tips pertama, menggali informasi tentang biaya kuliah beberapa kampus yang akan dituju.

Langkah ini bertujuan dalam menentukan standar ideal layanan, kualitas, dan kekuatan finansial orangtua untuk pendidikan anaknya.

"Dari beberapa alternatif perguruan tinggi dengan biaya pendidikan tertentu pada tahun saat melakukan riset informasi dapat menjadi pijakan untuk mengkalkulasi perkiraan biaya kuliah anak saat masuk perguruan tinggi," kata dia dikutip dari laman UM Surabaya.

Kedua, menyusun rancangan biaya kuliah anak. Tips ini dibutuhkan dalam kurun waktu yang sesuai dengan usia anak.

"Misalnya dana pendidikan dan pembangunan hingga lulus di program studi X sebuah universitas sebesar Rp 100 juta. Kemudian estimasi inflasi pendidikan sekitar 3 persen per tahun dan anak akan kuliah 17 tahun lagi, maka dana yang dibutuhkan sekitar Rp 165 juta," jelas dia.

Itu bisa diartikan, orangtua selama 17 tahun harus bisa menabung, dengan dana tabungan sebesar Rp 9,7 juta per tahun atau sekitar Rp 880 ribu per bulan.

"Dari angka tersebut dapat memudahkan penyusunan rancangan biaya kuliah anak yang bisa disiapkan," ungkap dia.

Tips yang ketiga, yakni mengalokasikan dan menyisihkan dana khusus untuk pendidikan anak sejak dini.

Itu, sebut dia, supaya pos tabungan biaya kuliah tidak mengganggu alokasi biaya kebutuhan pokok, dana darurat, dana pensiun, dan pos pengeluaran lainnya.

Baca juga: 10 PTS Terbaik di Yogyakarta, dari UMY hingga UAD

"Caranya konsisten menentukan berapa persen khusus biaya kuliah anak, mulai 10-20 persen dari gaji bulanan bisa dialokasikan untuk pos rancangan biaya kuliah anak per bulan," tutur dia.

Jika kurang, maka perlu mengatur ulang alokasi dana sembari mengoptimalkan sumber pemasukan lainnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com