Dia sangat senang bisa kuliah di UGM, perguruan tinggi yang diimpikannya sejak duduk di bangku SMP Negeri 1 Karangrayung.
Juwariyah, sang ibu mengaku senang sekaligus sedih melihat Yubita bisa diterima kuliah di UGM.
Dia mengaku senang karena apa yang diinginkan anaknya terkabul. Adapun mengaku sedih, karena almarhum Tarli, suaminya tidak melihat kebahagiaan anaknya bisa masuk kuliah di UGM.
Juwariyah menegaskan, awalnya mustahil bisa mendorong Yubita untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.
Baca juga: LPDP dan Imigrasi Lacak Penerima Beasiswa yang Tak Balik ke Indonesia
Itu karena, penghasilannya sebagai tenaga paruh waktu di pemotongan ayam dan buruh tani tidak akan mencukupi.
"Pendapatan hanya sekitar Rp 1,5 juta. Jadi bersyukur saja, sedihnya bapaknya tidak bisa melihat Yubita kuliah menjadi mahasiswa baru UGM," ujar Juwariyah sambil mengenang almarhum suaminya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.