Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluncuran Buku "Narasi Mematikan", Telisik Pendanaan Terorisme di Indonesia

Kompas.com - 28/07/2023, 14:19 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

Ia mengutip data dari World Giving Index 2022 di mana Indonesia menjadi negara dermawan nomor wahid di dunia. "Tak terhindarkan, kedermawanan ini menjadi celah yang dimanfaatkan kelompok-kelompok tertentu untuk kepentingan mereka," kata Huda.

Munir Kartono, narasumber dan panelis dalam peluncuran buku menyampaikan, pendanaan
merupakan urat nadi dalam tindakan terorisme selain ideologi.

"Di saat aksi terorisme yang menurun maka pendanaan terorisme bak hantu yang terus bergerilya mencari celah dan cara baru untuk tetap bergerak," ungkap Munir.

Munir, eks anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan mantan simpatisan ISIS tersebut membeberkan, buku "Narasi Mematikan: Pendanaan Teror di Indonesia" tidak hanya berisi tentang informasi tentang aksi-aksi pendanaan terorisme.

"Tapi buku ini juga menunjukkan bagaimana orang-orang yang terlibat dalam tindak pidana terorisme juga ada yang terpelajar, tidak gaptek, dan terus berusaha dengan teknologi untuk melakukan aksi pendanaan terorisme untuk masa depan," jelasnya.

Baca juga: Peluncuran Buku Mimpi Tentang Indonesia, Harapan 22 Tokoh Akan Masa Depan Indonesia

Noor Huda mengatakan, melalui bukunya bahwa dirinya percaya bahwa terlibat dalam aksi terorisme itu adalah proses panjang dan sangat kompleks. "Bisa jadi hari ini mereka pro- teroris, tapi di kemudian hari berubah menjadi bagian dari agen perdamaian," kata Huda.

Acara peluncuran buku juga menghadirkan Dosen Fakultas Psikologi UI Mirra Noor Milla, Ketua Program Magister Ilmu Agama Islam Universitas Paramadina Subhi Ibrahim, dan Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik J Rachbini sebagai keynote speaker.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com