Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Dilakukan UGM untuk Mengatasi Persoalan Sampah

Kompas.com - 26/07/2023, 08:33 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber UGM

KOMPAS.com - Sampah masih menjadi persoalan di mana-mana. Bahkan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan ditutup sejak 23 Juli 2023 hingga beberapa bulan ke depan.

Hal ini karena volume yang sudah tidak mencukupi lagi. Untuk itu, perlu upaya bersama dalam penanganan sampah, agar sampah berkurang.

Seperti yang dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai upaya mengolah dan mengelola sampah dengan segera guna mengurangi penumpukan sampah.

Dilansir dari laman UGM, Selasa (25/7/2023), UGM mengembangkan strategi pengolahan sampah secara mandiri dan berwawasan lingkungan.

Baca juga: Dosen UPN Jogja Ajak Warga Tumbuhkan Kesadaran Mengolah Sampah

Ini menjadi komitmen UGM dalam menyukseskan program pemerintah dalam mewujudkan terbentuknya kota berkelanjutan seperti dalam rencana aksi SDGs poin ke-11 dengan salah satu indikator kota berkelanjutan adalah pengelolaan sampah solid yang baik.

Punya Pusat Inovasi Agro Teknologi

Adapun salah satu langkah yang dilakukan UGM dalam pengelolaan sampah secara mandiri ialah pengembangan fasilitas pengolahan sampah organik menjadi kompos.

Yakni sejak 2011 silam di Pusat Inovasi Agro Teknologi (PIAT) UGM di Desa Kalitirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman.

Lalu, pada 2016 mendirikan Rumah Inovasi Daur Ulang (RinDU) yang menjadi laboratorium daur ulang sampah dan limbah dengan konsep pengolahan sampah berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle).

Adapun pengeloaan sampah dilakukan dengan beberapa metode, yakni:

  • metode komposting untuk pengolahan sampah organik menjadi pupuk
  • metode pirolisis untuk pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar
  • menggunakan incinerator untuk pengolahan sampah yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi.

Sedangkan untuk mengurai persoalan limbah masker dan sarung tangan plastik selama pandemi Covid-19, PIAT UGM berkolaborasi dengan sejumlah mitra juga membuat sistem pengelolaan limbah untuk meminimalkan dampak limbah ke lingkungan.

Baca juga: Siswa, Ini Jenis Sampah dan Contohnya

Sistem tersebut adalah Dropbox-Used Mask (Dumask) bertujuan menyediakan jalur pembuangan masker dan sarung tangan bekas dari masyarakat umum yang aman dan ramah lingkungan.

Dropbox diletakkan di sejumlah lokasi lalu petugas akan mengambil sampah medis untuk dihancurkan dengan pemanasan bersuhu tinggi (pirolisis).

Tak hanya itu, beragam terobosan dan inovasi mengedepankan teknologi untuk mengurai persoalan sampah dan limbah juga dikembangkan oleh sivitas UGM.

Sampah plastik jadi bahan campuran aspal

Salah satunya seperti yang dilakukan oleh peneliti Fakultas Teknik UGM mengembangkan mesin pencacah plastik yang bisa dipakai sebagai bahan campuran aspal.

Inovasi tersebut lahir dari tangan Muslim Mahardika yang melibatan peneliti lainnya di Fakultas Teknik, yakni Prof. Nizam, Rachmat Sriwijaya, Sigiet Haryo Pranoto, dan Fajar Yulianto Prabowo.

Untuk mesin pencacah plastik kresek ini dibuat pada awal 2018 silam untuk mengolah sampah plastik menjadi produk bernilai tambah, termasuk mengurangi sampah plastik yang ada di masyarakat.

Hasil cacahan plastik tersebut sebagai bahan daur ulang plastik yang digunakan oleh pabrik daur ulang plastik dan juga sebagai bahan campuran aspal.

Sedangkan inovasi lain yang dikembangkan peneliti UGM adalah Biogas Power Plant Gamping yang ada di Pasar Buah Gemah Ripah, Gamping, Sleman.

Instalasi ini dibangun pada 2011 lalu Waste Refinery Center UGM bersama dengan Koperasi Gemah Ripah Gamping, Pemda Sleman, serta Pemerintah Swedia untuk mengolah sampah buah di pasar tersebut menjadi biogas sekaligus mengurangi pembuangan sampah yang akan dibawa ke TPST Piyungan.

Lewat pengolahan sampah buah menjadi biogas mampu membangkitkan listrik yang dimanfaatkan oleh pedagang pasar di kawasan tersebut.

Adapula inovasi dari mahasiswa Fakultas Biologi UGM Rania Naura Anindhita. Ia membuat sebuah formula untuk menetralkan bau sampah dengan memanfaatkan air lindi atau cairan yang dihasilkan dari pemaparan air hujan di tumpukan sampah bernama Eco Lindi.

Terakhir, program KKN UGM membantu masyarakat mengelola sampah rumah tangga. Dalam tahap awal program ini dilakukan di sekitar kampus UGM dan nantinya akan digerakkan secara lebih luas di berbagai daerah di tanah air.

Baca juga: 5 Jenis Sampah dan Contohnya

Dalam program ini mahasiswa membantu warga dalam mengelola sampah yang baik di tingkat desa sebelum dibuang ke TPA. Pengelolaan sampah dilakukan dengan memperhatikan karakteristik dan keunikan masyarakat di wilayah masing-masing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com