Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satria-1: Satelit Terbesar di Asia Milik Indonesia, Siswa Sudah Tahu?

Kompas.com - 24/06/2023, 08:44 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia belum lama ini telah meluncurkan satelit yang bernama Satria-1. Apa itu Satria-1? Apakah para siswa sudah paham?

Melansir laman Direktorat SMP Kemendikbud Ristek, Kamis (22/6/2023), Satelit Republik Indonesia (Satria-1) sukses diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, Senin (19/6/2023) pukul 18.21 waktu Florida atau pukul 05.21 WIB.

Adapun Satria-1 dibawa oleh roket Falcon 9, roket yang bisa mendarat vertikal dan dapat dipakai ulang sebanyak 15 kali peluncuran milik SpaceX.

Ternyata, Satria-1 merupakan satelit super canggih pertama yang sepenuhnya dimiliki dan dikendalikan oleh Pemerintah Indonesia.

Baca juga: Kurang 1 Minggu Lagi Libur Sekolah, Siswa SD-SMA Catat Tanggalnya

Satelit terbesar di Asia

Satelit buatan Thales Alenia Space, Prancis tahun 2020 itu berteknologi Very High Throughput Satellite (VHTS) berkapasitas 150 gigabita per detik (Gbps) dengan frekuensi Ka-Band.

Tak heran jika satelit Satria-1 dinobatkan sebagai satelit terbesar di Asia dan kelima di dunia.

Untuk tinggi dari Satria-1 ialah 6,5 meter dengan bobot 4,5 ton, dan mampu beroperasi sampai 15 tahun sejak mengorbit.

Lantas, bagaimana mengoperasikan Satria-1? Kominfo dan BAKTI menunjuk PT Pasifik Satelit Nusantara, lewat mekanisme Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan pihak SNT selanjutnya berfungsi sebagai Badan Usaha Pelaksana (BUP).

SNT sendiri merupakan konsorsium terdiri dari PSN, PT Pintar Nusantara Sejahtera, PT Dian Semesta Sentosa, dan PT Nusantara Satelit Sejahtera.

Usai peluncuran, satelit tersebut akan melakukan Electric Orbit Raising (EOR) selama sekitar 145 hari sejak pemisahan satelit dari kendaraan peluncurnya hingga tiba di posisi orbit 146 Bujur Timur.

Di posisi orbit tersebut, satelit bakal menjalani serangkaian tes, seperti In Orbit Testing (IOT), In-Orbit Acceptance Review (IOAR), dan End-to-End Test (E2E Test), untuk memastikan kinerja satelit yang optimal.

Nantinya, direncanakan minggu keempat Desember 2023, Satria-1 akan siap beroperasi (ready for service) dan terhubung dengan stasiun bumi serta siap untuk dihubungkan dengan Remote Terminal Ground Segment (RTGS) di lokasi layanan publik.

Baca juga: Penyebab Gempa Bumi, Siswa Sudah Paham?

11 stasiun pengendali di bumi

Sedangkan sebagai pengendali di bumi, Kominfo-BAKTI membangun 11 stasiun bumi (gateway) di:

  1. Cikarang (Jawa Barat)
  2. Batam (Kepulauan Riau)
  3. Manado (Sulawesi Utara)
  4. Banjarmasin (Kalimantan Selatan)
  5. Tarakan (Kalimantan Utara)
  6. Pontianak (Kalimantan Barat)
  7. Kupang (Nusa Tenggara Timur)
  8. Ambon (Maluku)
  9. Manokwari (Papua Barat)
  10. Jayapura (Papua)
  11. Timika (Papua Tengah)

Stasiun Bumi Cikarang ditunjuk sebagai Stasiun Pusat Pengendali Satelit Primer berikut Network Operation Control.

Setiap lokasi stasiun bumi dilengkapi oleh antena khusus yang diproduksi perusahaan asal Tiongkok, The North West China Research Institute of Electronic Equipment (NWIEE).

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com