Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisuda TK-SMA Sebaiknya Dihapus? Dosen UM Surabaya Beri Alternatif Ini

Kompas.com - 16/06/2023, 20:15 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ramai di media sosial (medsos) tentang sebagian orangtua enggan ada acara wisuda bagi siswa TK, SD, SMP dan SMA.

Beragam opini penolakan acara wisuda ini semakin memanas dan menimbulkan dua kubu.

Kubu pertama yang pro wisuda untuk semua jenjang. Sedangkan kubu yang kedua bagi mereka yang menolak.

Sejumlah argumen muncul menyebutkan bahwa wisuda hanya untuk perguruan tinggi. Pelaksanaan wisuda dari jenjang TK-SMA dikhawatirkan wisuda menjadi kehilangan makna.

Sebagian yang tidak setuju dengan ide wisuda bagi kelulusan TK atau SD dianggap menghamburkan uang.

Baca juga: Dosen UM Surabaya Beri 7 Tips agar Anak Tak Takut ke Dokter Gigi

Sebab setiap orangtua akan ditarik uang yang berjumlah ratusan ribu hingga jutaan rupiah untuk iuran pelepasan siswa.

Kadang lokasi wisuda para siswa juga diadakan di hotel berbintang hingga gedung yang cukup mahal biaya sewanya.

Beberapa netizen juga menganggap wisuda dengan prosesi ala sarjana lengkap dengan toga juga menyimpang dari makna asli penggunaan toga.

Jadi, apakah wisuda bagi siswa TK dan SMA perlu dilarang?

Adanya hal itu membuat Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya Holy Ichda Wahyuni angkat suara.

Dia kurang sepakat dengan prosesi wisuda siswa usia dini yang seperti wisuda mahasiswa perguruan tinggi.

Baca juga: Beli Tiket Konser Jutaan Rupiah, Pakar UMM: Lakukan 3 Pertimbangan Ini

Siswa boleh saja wisuda, asal disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa. 

Holy menyebut, sebaiknya purnasiswa atau pelepasan siswa terutama di usia dini atau Sekolah Dasar (SD) dilakukan sesuai dengan perkembangan anak.

Berarti, ada alternatif lain dalam mengadakan acara pelepasan. 

"Anak usia dini nuansa pelepasan akhir tahun seharusnya diarahkan pada seremoni yang mendukung penyaluran kreasi siswa," ucap dia dilansir dari laman UM Surabaya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com