Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisuda TK-SMA Kurang Tepat, Dosen UM: Boros dan Beban bagi Orangtua

Kompas.com - 16/06/2023, 14:56 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Belakangan ini media sosial (medsos) dihebohkan dengan pemberitaan wisuda kelulusan dalam jenjang pendidikan TK, SD, SMP hingga SMA.

Protes para orangtua tengah menjadi sorotan masyarakat, bahkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) diminta turun tangan untuk menyelesaikan polemik ini.

Baca juga: 23 Kampus Ditutup, Mendikbud Nadiem Diminta Turun ke Lapangan

Sejumlah argumen muncul menyebutkan bahwa wisuda hanya untuk perguruan tinggi, pelaksanaan wisuda dari jenjang TK-SMA dikhawatirkan menghilangkan makna saat lulus kuliah.

Tak hanya itu, penolakan wisuda ini banyak dinilai karena pemborosan dan membebani para orangtua murid.

Pasalnya, para orangtua harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit demi terselenggaranya acara tersebut.

Adanya polemik itu, membuat Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UM Surabaya Holy Ichda Wahyuni angkat bicara.

Menurut dia, prosesi wisuda siswa usia dini tidak tempat.

Holy menyebut, sebaiknya purnasiswa di usia dini, baik TK, Sekolah Dasar (SD) hingga SMA harus dilakukan sesuai dengan perkembangan anak.

Baca juga: Mendikbud Nadiem Kasih Beasiswa untuk Putri Ariani ke Kampus Impiannya

Dia mengaku, pelepasan akhir tahun atau wisuda anak TK-SMA seharusnya diarahkan pada seremoni yang mendukung penyaluran kreasi siswa, seperti seni tari, membaca puisi, dan menyanyi.

"Hal-hal itu lebih banyak manfaatnya dalam menumbuhkan rasa percaya diri anak sejak dini," kata dia dalam keterangannya, Jumat (16/6/2023).

Dia juga mengharapkan, acara pelepasan lebih banyak dikemas menjadi sarana yang lebih intimate bagi forum komunikasi guru dan orangtua siswa.

Terlebih, usia pendidikan TK maupun SD masih panjang hingga menuju perguruan tinggi.

Jadi wisuda lebih tepat dilakukan setelah lulus dari bangku perguruan tinggi.

Baca juga: 5 Fakta SMKN 2 Kasihan Tempat Putri Ariani Sekolah Musik

"Membangun kesadaran dan harapan bahwa perjalanan pendidikan mereka masih panjang. Memacu semangat dan daya juang anak untuk melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi," tukas Holy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com