KOMPAS.com - Adanya kemajuan teknologi, membuat muda-mudi bisa melakukan pacaran virtual. Terlebih saat ini banyak sekali media atau aplikasi yang bisa digunakan untuk berkomunikasi.
Pacaran virtual bisa diartikan sebagai hubungan yang terjalin di dunia maya tanpa adanya pertemuan di dunia nyata.
Bisa juga, hubungan yang terjalin dengan lebih banyak melakukan komunikasi-interaksi secara maya ketimbang pertemuan langsung di ruang nyata.
Namun pacaran virtual ini ternyata juga memiliki risiko tersendiri lho. Dosen Ilmu Komunikasi sekaligus peneliti bidang Gender dan Anak Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Putri Aisyiyah Rachma Dewi menerangkan, seiring berkembangnya teknologi komunikasi, segala kebutuhan mudah terpenuhi di ruang-ruang virtual, tidak terkecuali pacaran.
Baca juga: Pendaftaran Jalur Mandiri Unesa 2023 Dibuka, Cek Biaya SPI-nya
Menurut dia, bentuk komunikasi dalam hubungan model ini bisa melalui chatting. Bisa juga melalui panggilan telepon atau video call.
Ada beberapa alasan yang mendorong orang lebih memilih pacaran virtual. Di antaranya karena merasa lebih nyaman.
"Rasa nyaman ini disebabkan karena konsep diri yang merasa kurang di lingkungannya," kata Putri seperti dikutip dari laman Unesa, Senin (5/6/2023).
Di ranah virtual, lanjutnya, orang bisa lebih leluasa menciptakan karakter dirinya sesuai yang diinginkan lewat berbagai fasilitas. Seperti filter wajah dan sebagainya.
Putri menambahkan, orang-orang yang memilih pacaran virtual juga bisa memilih lingkungan sefrekuensi atau yang sesuai dengan minat-hobinya.
Lingkungan virtualnya itu mereka bisa nonton atau game bareng tanpa harus ditanya kapan nikah, kapan wisuda, kapan kerja.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.