Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Antonius Ferry Timur
Konsultan

Konsultan dan pemerhati pendidikan dasar, Direktur Yayasan Abisatya Yogyakarta

Sekolah Penggerak dan Pendidikan Karakter

Kompas.com - 28/05/2023, 15:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pembelajaran selalu berorientasi pada kepentingan murid. Suasana ini perlu diciptakan dengan membangun budaya positif.

Sekolah perlu menyediakan lingkungan positif, tenteram, dan damai agar murid-murid mampu berpikir, bertindak, dan mencipta dengan merdeka, mandiri, serta tanggung jawab.

Salah satu strategi yang perlu ditinjau kembali adalah bentuk disiplin yang dijalankan selama ini di sekolah.

Salah satu pendekatan yang bisa digunakan guru, orangtua, orang dewasa dalam mendisiplinkan anak tanpa menggunakan kekerasan adalah disiplin positif. Pertanyaannya adalah apakah disiplin positif itu?

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa disiplin positif adalah pendekatan yang dalam mendisiplinkan bahkan membangun karakter anak tanpa menghukum.

Karena tidak memberikan hukuman, ada yang berpendapat bahwa disiplin positif adalah bentuk pemberian kebebasan kepada anak, sementara anak tidak menyadari kesalahannya, atau mungkin kesalahan disebabkan oleh orang lain.

Hukuman mengarah pada pengendalian perilaku anak, sementara disiplin positif lebih pada mengembangkan perilaku anak.

Dengan demikian, hukuman lebih mengarah pada bagaimana mengontrol perilaku atau tindakan sesuai dengan kemauan guru.

Disiplin positif menekankan pada tanggungjawab anak dan perilakunya, mengenai pengendalian diri serta kepercayaan bahwa anak mampu mengembangkan dan memahami bagaimana berperilaku yang pantas.

Tujuan utama dari kedisiplinan adalah agar anak memahami tingkah lakunya sendiri, berinisiatif dan bertanggungjawab atas apa yang mereka pilih, serta menghormati dirinya sendiri dan juga orang lain.

Dengan kata lain, disiplin menanamkan proses pemikiran dan perilaku positif sepanjang hidup anak.

Disiplin positif adalah program yang perlu dirancang di Sekolah Penggerak untuk mengajarkan anak untuk menjadi bertanggungjawab serta hormat pada diri sendiri dan orang lain.

Menurut Jane Nelson, disiplin positif mengajarkan keterampilan sosial dan kehidupan yang penting bagi anak-anak dan orang dewasa (termasuk orangtua, guru dan pendidik). Upaya ini dimulai dengan membangun kesadaran anak akan diri dan lingkungan.

Perlunya dukungan Pemerintah Daerah

Program Sekolah Penggerak merupakan program kolaborasi antara Kemendikbudristek dengan Pemerintah Daerah di mana komitmen Pemda menjadi kunci utama.

Program Sekolah Penggerak merupakan penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya. Intervensi dilakukan secara holistik, mulai dari penyiapan SDM di sekolah, kepala sekolah dan guru, pembelajaran, perencanaan, digitalisasi, dan pendampingan dari Pemerintah Daerah.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com