Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Unair: Kandungan Etilen Oksida di Makanan Berbahaya bagi Tubuh

Kompas.com - 03/05/2023, 10:07 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Departemen Kesehatan Taipei dan Kementerian Kesehatan Malaysia resmi menarik produk Indomie (Indofood) Rasa Ayam Spesial di negaranya.

Hal itu sebab temuan kandungan Etilen Oksida (EtO) yang berada di atas ambang batas Otoritas Badan Makanan dan Obat-obatan Taiwan (FDA). Kandungan itu mengandung zat pemicu kanker atau zat karsinogenik.

Baca juga: 10 Sekolah Kedinasan 2023 Terfavorit, buat Referensi Daftar

Ahli Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair), Dominikus Raditya Atmaka menjelaskan, EtO terdeteksi dalam bumbu Indomie.

EtO sebenarnya adalah pestisida yang berguna untuk membasmi mikroba penyebab penyakit tanaman dalam dunia pertanian.

"EtO sendiri seharusnya tidak ada dalam makanan karena bukan merupakan bahan tambahan pangan. Yang seringkali terdeteksi adalah residu EtO non volatile," ujar dia mengutip laman Unair, Rabu (3/5/2023).

Ia menambahkan, bahwa yang sering terdeteksi ialah residu EtO non volatil yang masih menempel dalam bahan baku pembuatan produk.

Biasanya bahan baku tersebut berasal dari pertanian, seperti gandum yang menjadi bahan baku pembuatan tepung terigu.

Dia menilai kalau setiap negara memiliki regulasinya masing-masing terkait batas aman bahan makanan untuk setiap sajian.

Hal ini tergantung akan tingkat kesehatan populasi dan jenis penyakit yang lazim ada dalam negara tersebut.

Maka bisa saja kadar di Indonesia akan aman, tapi tidak di negara lain.

Eropa misalnya, EtO yang boleh maksimal 0,1 mg/kg, sedangkan di Indonesia masih belum terdapat regulasi yang pasti terkait EtO.

Sama halnya dengan siklamat yang berguna sebagai pemanis buatan, di Indonesia masih boleh menggunakan sedangkan di Amerika sudah tidak karena tingginya kasus kerusakan organik.

Baca juga: 10 Kampus Punya Jurusan Ilmu Komputer Terbaik di Indonesia, Ada 3 PTS

Dari hal itu, terdapat perbedaan antara regulasi mengenai kandungan EtO di Indonesia dan kedua negara tersebut, Malaysia dan Taiwan.

Dia pun menyampaikan bahwa dalam jumlah yang sangat kecil sebenarnya EtO tidak memberikan dampak buruk untuk manusia, karena masih bisa dibersihkan oleh tubuh.

"Namun jika konsumsi dalam jumlah besar dan sering maka dapat menyebabkan kerusakan organik seperti sirosis hati dan lainnya," jelas dia.

Bagi masyarakat, ia berpesan untuk mampu menjaga asupan konsumsi makanan.

Karena jika tidak menjaga, makanan yang dikonsumsi akan berdampak pada terbentuknya penyakit dalam tubuh. Terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar dan sering.

Baca juga: Ini Batasan Catcalling Menurut Ketua Satgas PPKS Unair

"Bijaklah dalam memilih makanan. Biasakan membaca komposisi bahan baku dan nilai gizi dalam kemasan makanan," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com