KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) melakukan transformasi di satuan pendidikan PAUD dan SD.
Adapun salah satu misinya ialah memperbaiki miskonsepsi tentang baca, tulis, hitung (calistung) dengan meniadakan tes calistung di tingkat PAUD ke SD.
Guru besar PGSD Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Prof. Dr. Suryanti, M.Pd., memberikan respons positif.
Menurutnya, tes calistung sebagai persyaratan masuk SD menjadi penghalang bagi anak yang seharusnya mendapat hak untuk belajar 9 tahun.
Baca juga: Ki Hadjar Dewantara, Perjalanan Kariernya Hanya demi Pendidikan Indonesia
"Memang tidak perlu seleksi, yang penting anak itu punya kesiapan belajar, cukup umur, jadi sudah dirasa punya kematangan mental, kemandirian, itu sudah cukup," ujarnya dikutip dari laman Unesa, Senin (1/5/2023).
Bagi dia, keharusan menguasai calistung dinilai menjadi beban tersendiri bagi anak. Sebab, pada masa usia dini hingga SD awal, semestinya mereka diajari untuk mandiri dan dapat bersosialisasi dengan teman sebayanya.
Selain itu juga diajari mengenal diri sendiri serta bermain yang menyenangkan. Bermain dalam dunia anak adalah bagian dari proses belajar itu sendiri.
Sedangkan terkait transformasi di jenjang PAUD dan SD, ada semacam tantangan yang perlu menjadi perhatian bersama ke depan.
1. Dunia belajar anak terlalu dipenuhi dengan tuntutan orang tuanya. Seharusnya, menyekolahkan anak itu bukan berdasarkan kebutuhan orang tuanya, tetapi kebutuhan anak itu sendiri.
2. Masih banyak orang tua yang tidak memandang penting PAUD sehingga langsung memasukkan anaknya ke jenjang SD. Ini dapat berpengaruh terhadap kesiapan belajar anak termasuk adaptasi lingkungan dan belajar.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.