Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kreativitas Guru Alpius, Buat Murid Cinta Lagu Daerah di Tengah Demam Kpop

Kompas.com - 15/03/2023, 07:00 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

Nelsi Imelda, murid kelas 9 menjadi tutor sebaya yang mengajarkan adik-adik kelasnya tentang lagu daerah Benuaq Tinga Tengkui yang kala itu sedang dipelajari.

Nelsi bercerita, metode pembelajaran aktif Merdeka Belajar membuat dirinya maupun teman-temannya mengerti bahwa lagu-lagu daerah punya pesan-pesan baik. Tidak sekadar hafal dan bisa menyanyi.

"Lagu-lagu daerah misalnya ada yang menceritakan kehidupan suku-suku mencari ikan dan berburu, menceritakan bagaimana mereka bangun pagi karena mendengar suara ayam, bagaimana mereka giat bekerja mulai dari pagi. Ada juga tentang rajin dan berhemat. Ada pesan-pesan baik yang bisa kita ikuti," tuturnya.

Sementara itu, murid kelas 9 lainnya, Angelina Jessica mengatakan bahwa ia gemar menyanyikan lagu daerah untuk melestarikan budaya sendiri.

Baca juga: Cara Kreatif Sekolah Buat Siswa Gemar Membaca, dari Ojek Baca hingga Gerabah

"Saya menyanyikan lagu daerah menjadi salah satu contoh melestarikan budaya. Kalau bukan kami siapa lagi yang akan melestarikannya," ujarnya.

Alpius menyebut, usaha untuk melestarikan budaya daerah harus dilakukan secara konsisten. Untuk itu, SMPN 1 Barong Tongkok menggelar acara “Setiap Hari Berbudaya” yang rutin digelar setiap tanggal 20.

"Anak-anak antusias sekali," ujarnya.

Sekolah pertama di Kubar yang terapkan Kurikulum Merdeka

Memasukkan kearifan lokal sebagai pembelajaran hanya salah satu dari 3 program praktik baik yang sedang diterapkan SMPN 1 Barong Tongkok setelah resmi menerapkan Kurikulum Merdeka.

Di tahun 2022, SMP ini menjadi satu-satunya SMP di Kutai Barat yang mendaftar secara mandiri sebagai sekolah Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).

Kepala SMPN 1 Barong Tongkok, Giarno mengatakan bahwa sekolahnya kini menerapkan IKM Mandiri Belajar yang masih menggunakan Kurikulum 2013. Tahun depan, ia menargetkan akan melakukan IKM Mandiri Berubah yang akan menggunakan Kurikulum Merdeka secara penuh.

Menurutnya, implementasi Kurikulum Merdeka membuat pembelajaran oleh guru lebih aktif dan inovatif, sehingga membuat murid lebih antusias dan senang belajar.

Baca juga: Kisah Guru Nofri, Rela Tempuh 40 Jam Perjalanan demi Berbagi Ilmu

Selain kearifan lokal, lanjut dia, dua proyek lain yang juga dijalankan ialah Kewirausahaan dan Suara Demokrasi.

"SMPN 1 Barong Tongkok memiliki lahan luas untuk bercocok tanam. Kami manfaatkan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan murid dengan belajar memupuk tanah, menanaman, dan perawatan. Ada bayam, kangkung, jagung. Saat panen anak-anak menjual ke guru-guru. Sempat guru penggerak melakukan lokakarya dan hasil panen anak-anak diborong Bupati," ungkapnya.

Aktif berkolaborasi demi pendidikan yang lebih baik

Keberhasilan SMPN 1 Barong Tongkok menerapkan pembelajaran aktif maupun IKM, dikatakan Giarno tidak terlepas dari kolaborasi dengan berbagai pihak guna memajukan pendidikan di sekolahnya.

Ia mengatakan, melalui Program PINTAR Penggerak yang diusung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dan juga mitra program organisasi penggerak Tanoto Foundation, sekolahnya kini mampu menerapkan pembelajaran aktif.

Baca juga: Beasiswa bagi Guru ke Jepang 2023, Uang Saku Rp 16 Juta Per Bulan

"Dalam proses pembelajaran, guru-guru dilatih dengan metode MIKiR, guru-guru yang sudah mengikuti itu guru Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Matematika, Bahasa Inggris,” ujarnya.

Program ini, dijelaskan Giarno mampu mengajak siswa untuk terlibat aktif, mengalami, berinteraksi, berkomunikasi dan melakukan refleksi pada proses belajar.

"Dengan mengalami sendiri (praktik), ingatan murid jadi lebih panjang dan terus diingat," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com