Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kreativitas Guru Alpius, Buat Murid Cinta Lagu Daerah di Tengah Demam Kpop

KOMPAS.com - Budaya Korea masuk ke Indonesia beragam bentuknya, mulai dari musik, makanan, serial drama, hingga film.

Bahkan, laporan resmi #KpopTwitter tahun 2020 menyebut, Indonesia jadi negara nomor satu yang paling banyak mencuit tentang Kpop.

Tidak ingin murid-muridnya melupakan budaya lokal, guru-guru dan Kepala SMPN 1 Barong Tongkok, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur membuat proyek pembelajaran yang mengangkat kearifan lokal daerah Kutai Barat.

Guru Alpius Ezra dan rekannya, guru Yusuf Perwito merupakan dua guru yang memotori proyek kearifan lokal melalui lagu daerah Benuaq Tinga Tengkui.

Proyek Kearifan Lokal menjadi salah satu Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang mengajak siswa mengenal dan mencintai lagu daerahnya.

Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sendiri merupakan bagian Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) sebagai upaya untuk mewujudkan Pelajar Pancasila yang mampu berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Alpius mengatakan, proyek ini menjadi salah satu cara agar murid-murid di SMPN 1 Barong Tongkok yang merupakan remaja tidak lupa akan budayanya sendiri.

"Saat Kpop masuk, terbanting budaya daerah. Tugas kita bagaimana anak kembali mengenal dan mencintai budaya daerahnya, terutama di sini, Kutai Barat Kalimantan Timur," ujar Alpius ketika ditemui Kompas.com di SMPN 1 Barong Tongkok, Kutai Barat, Selasa (14/3/2023).

Bukan dengan menghafal lagu

Alpius mengatakan, membuat murid mengenal dan mencintai lagu daerah bukan dengan hafalan. Kegiatan menghafal lagu yang selama ini banyak diterapkan menurutnya malah membuat murid bosan dan tidak tertarik.

Karena itu, dengan dukungan dari rekan-rekan guru dan Kepala Sekolah, Alpius merancang kegiatan menyanyi lagu daerah dengan metode pembelajaran aktif.

Sebelum bernyanyi, Alpius mengajak murid-murid untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 orang. Kemudian, murid dibimbing melakukan observasi lagu daerah yang akan mereka nyanyikan. Mulai dari mencari tahu sejarahnya hingga maknanya.

Setelah mendapatkan hasil observasi, setiap kelompok berbagi informasi tentang apa saja yang mereka dapatkan tentang lagu daerah tersebut.

Secara tidak langsung, aktivitas observasi dan berbagi informasi ini juga mendidik murid untuk mencari literatur terpercaya sekaligus belajar bekerja sama atau gotong-royong.

Setelah menemukan makna, barulah murid-murid diajak untuk bernyanyi bersama-sama. Dilakukan di aula sekolah, dengan bimbingan tutor sebaya dan iringan musik. Bersama dengan guru-guru.

Tidak hanya guru yang aktif mengajar, murid-murid yang sudah andal menyanyikan lagu daerah diajak menjadi tutor sebaya bagi teman-temannya atau adik kelas.

Nelsi Imelda, murid kelas 9 menjadi tutor sebaya yang mengajarkan adik-adik kelasnya tentang lagu daerah Benuaq Tinga Tengkui yang kala itu sedang dipelajari.

Nelsi bercerita, metode pembelajaran aktif Merdeka Belajar membuat dirinya maupun teman-temannya mengerti bahwa lagu-lagu daerah punya pesan-pesan baik. Tidak sekadar hafal dan bisa menyanyi.

"Lagu-lagu daerah misalnya ada yang menceritakan kehidupan suku-suku mencari ikan dan berburu, menceritakan bagaimana mereka bangun pagi karena mendengar suara ayam, bagaimana mereka giat bekerja mulai dari pagi. Ada juga tentang rajin dan berhemat. Ada pesan-pesan baik yang bisa kita ikuti," tuturnya.

Sementara itu, murid kelas 9 lainnya, Angelina Jessica mengatakan bahwa ia gemar menyanyikan lagu daerah untuk melestarikan budaya sendiri.

"Saya menyanyikan lagu daerah menjadi salah satu contoh melestarikan budaya. Kalau bukan kami siapa lagi yang akan melestarikannya," ujarnya.

Alpius menyebut, usaha untuk melestarikan budaya daerah harus dilakukan secara konsisten. Untuk itu, SMPN 1 Barong Tongkok menggelar acara “Setiap Hari Berbudaya” yang rutin digelar setiap tanggal 20.

"Anak-anak antusias sekali," ujarnya.

Sekolah pertama di Kubar yang terapkan Kurikulum Merdeka

Memasukkan kearifan lokal sebagai pembelajaran hanya salah satu dari 3 program praktik baik yang sedang diterapkan SMPN 1 Barong Tongkok setelah resmi menerapkan Kurikulum Merdeka.

Di tahun 2022, SMP ini menjadi satu-satunya SMP di Kutai Barat yang mendaftar secara mandiri sebagai sekolah Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).

Kepala SMPN 1 Barong Tongkok, Giarno mengatakan bahwa sekolahnya kini menerapkan IKM Mandiri Belajar yang masih menggunakan Kurikulum 2013. Tahun depan, ia menargetkan akan melakukan IKM Mandiri Berubah yang akan menggunakan Kurikulum Merdeka secara penuh.

Menurutnya, implementasi Kurikulum Merdeka membuat pembelajaran oleh guru lebih aktif dan inovatif, sehingga membuat murid lebih antusias dan senang belajar.

Selain kearifan lokal, lanjut dia, dua proyek lain yang juga dijalankan ialah Kewirausahaan dan Suara Demokrasi.

"SMPN 1 Barong Tongkok memiliki lahan luas untuk bercocok tanam. Kami manfaatkan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan murid dengan belajar memupuk tanah, menanaman, dan perawatan. Ada bayam, kangkung, jagung. Saat panen anak-anak menjual ke guru-guru. Sempat guru penggerak melakukan lokakarya dan hasil panen anak-anak diborong Bupati," ungkapnya.

Aktif berkolaborasi demi pendidikan yang lebih baik

Keberhasilan SMPN 1 Barong Tongkok menerapkan pembelajaran aktif maupun IKM, dikatakan Giarno tidak terlepas dari kolaborasi dengan berbagai pihak guna memajukan pendidikan di sekolahnya.

Ia mengatakan, melalui Program PINTAR Penggerak yang diusung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dan juga mitra program organisasi penggerak Tanoto Foundation, sekolahnya kini mampu menerapkan pembelajaran aktif.

"Dalam proses pembelajaran, guru-guru dilatih dengan metode MIKiR, guru-guru yang sudah mengikuti itu guru Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Matematika, Bahasa Inggris,” ujarnya.

Program ini, dijelaskan Giarno mampu mengajak siswa untuk terlibat aktif, mengalami, berinteraksi, berkomunikasi dan melakukan refleksi pada proses belajar.

"Dengan mengalami sendiri (praktik), ingatan murid jadi lebih panjang dan terus diingat," ujarnya.

https://www.kompas.com/edu/read/2023/03/15/070000471/kreativitas-guru-alpius-buat-murid-cinta-lagu-daerah-di-tengah-demam-kpop

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke