KOMPAS.com - Peter Gumulia, penerima beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) lulusan Harvard Business School memilih meninggalkan posisi sebagai Vice President di salah satu perusahaan teknologi Indonesia guna mengembangkan Edukita, platform edukasi bidang bahasa Inggris.
Edukita merupakan platform belajar bahasa Inggris yang dapat diikuti berbagai rentang usia, mulai dari usia 4 tahun hingga 18 tahun.
Selain punya program dasar, Edukita juga punya program-program menarik seperti belajar mengekspresikan ide lewat program Public Speaking ala TED Talks, yaitu Junior TED-talkers, serta TOEFL Preparation untuk siswa usia 15 tahun hingga 18 tahun.
Melalui rilis resmi (8/3/2023), Peter menegaskan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris merupakan kompetensi penting yang harus dimiliki generasi muda Indonesia agar mampu menjawab tantangan Era Revolusi Industri 4.0.
“Di era globalisasi saat ini, kemampuan berbahasa Inggris sangat dibutuhkan generasi muda untuk dapat berkompetisi di kancah internasional, terutama untuk menghadapi tantangan era revolusi industri 4.0,” ungkapnya.
Namun di sisi lain, Peter menyadari sangat sulit bagi masyarakat untuk memiliki akses atau platform belajar yang menawarkan kelas belajar bahasa Inggris dengan metode belajar berkualitas dengan harga terjangkau.
Berangkat dari keresahan inilah kemudian Peter Gumulia bersama Sean Widjaja mendirikan Edukita.
Menurut Peter, saat ini masih banyak orangtua yang belum beruntung, sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan anaknya untuk mengembangkan potensinya dalam bidang pendidikan.
“Saat ini, kebanyakan program after school masih cukup mahal, sehingga tidak semua orang tua dapat memberikan anak-anaknya pendidikan yang lebih optimal,” kata Peter.
Peter Gumulia, CEO dan Co-Founder Edukita bercerita, perusahaan rintisannya ini terinspirasi dari kehidupan yang dijalani kedua orangtua.
Baca juga: Deteksi Dini Diabetes lewat DIA-BEAT, Platform Karya Mahasiswa
Ayah Peter tumbuh di keluarga sederhana dengan kondisi keuangan terbatas, yang membuatnya harus mengurungkan cita-citanya menjadi dokter.
Sedangkan Ibu Peter, bungsu dari 10 orang bersaudara, dikenal sebagai pribadi yang memiliki kecerdasan dalam bidang akademik, juga harus mengubur mimpinya karena keterbatasan finansial.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.