Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deteksi Dini Diabetes lewat DIA-BEAT, Platform Karya Mahasiswa

Kompas.com - 23/01/2023, 11:00 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Sebanyak 537 juta orang dewasa usia 20-79 tahun di dunia menderita penyakit diabetes di tahun 2021 menurut International Diabetes Federation (IDF).

Indonesia sendiri berstatus waspada, menduduki posisi kelima dengan jumlah pengidap diabetes terbanyak di dunia.

Pada tahun 2021, jumlah penderita diabetes di Indonesia naik hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya hingga mencapai 19,47 juta.

Bahayanya, data WHO menyebut setengah penderita tak menyadari mereka telah mengidap diabetes. Alhasil, penyakit gula ini menjadi penyebab 236 ribu kematian di Indonesia sepanjang 2021.

Baca juga: Apakah Minum Suplemen Dapat Merusak Ginjal? Ini Penjelasan Dokter UGM

Tingkat akurasi 99 persen

Guna memudahkan masyarakat memeriksa diabetes, tiga mahasiswa mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas Pertamina yakni Fadhlan Adha, Sukri Alfian dan Ahmad Fauzi, mengembangkan platform purwarupa berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) bernama “DIA-BEAT: Smart Eye Screening for Diabetic Retinopathy Detection.”

Platform berbasis web-app tersebut digunakan untuk mendeteksi dini diabetes tipe 1.

Diabetes tipe 1 diakibatkan oleh ketidakmampuan pankreas dalam memproduksi insulin.

Umumnya diabetes tipe 1 yang sudah komplikasi akan turut mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah di bagian mata.

Pemeriksaan awal pada penderita diabetes tipe 1 dilakukan melalui tes pengambilan darah di laboratorium, serta pemeriksaan retina dan saraf mata.

Namun, inovasi Fadhlan Adha dan tim, membuat skrining cukup melalui pemeriksaan mata yang bisa dilakukan sendiri. Mudah, dengan hasil pemeriksaan yang cepat dan akurat.

Baca juga: Dosen Gizi Unair: Ini Tips Kontrol Gula Berlebih pada Makanan Kemasan

“Melalui platform DIA-BEAT, masyarakat bisa melakukan skrining mata normal atau bergejala diabetes. Pengguna hanya perlu membuka aplikasi DIA-BEAT, mengunggah gambar mata, dan melakukan skrining mata. Jika ditemukan bintik putih, pembuluh darah yang tidak beraturan, atau bercak darah pada area mata, maka hal tersebut terindikasi diabetes," jelas Fadhlan dalam keterangan resmi Universitas Pertamina.

Ia menambahkan, jika terindikasi menderita diabetes tipe 1, maka pengguna akan diminta untuk mengurangi asupan gula, berolahraga, dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Hasil rekomendasi skrining dapat diunduh dan dikirimkan ke email pengguna.

Dosen pembimbing, Muhammad Abdillah memaparkan bahwa akurasi hasil deteksi diabetes melalui DIA-BEAT mencapai 99 persen.

“Program aplikasi tersebut cukup akurat untuk deteksi. Sehingga ke depan dapat dikembangkan melalui kerja sama dengan rumah sakit di Indonesia untuk mendapatkan data lebih banyak. Agar meningkatkan akurasi hasil pemeriksaan DIA-BEAT,” ujarnya.

Tiga Mahasiswa UPER Kembangkan Skrining Diabetes dengan AIDok. Universitas Pertamina Tiga Mahasiswa UPER Kembangkan Skrining Diabetes dengan AI

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com