Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amankah Investasi Emas di Tahun 2023? Ini Kata Ekonom Unair

Kompas.com - 02/01/2023, 17:24 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

Sumber UNAIR News

KOMPAS.com - Emas menjadi salah satu investasi yang paling banyak dilakukan masyarakat.

Namun saat terjadi kenaikan suku bunga di Amerika (The Fed) yang diikuti dengan kenaikan suku bunga di Indonesia (BI), apakah investasi emas masih terbilang aman?

Menanggapi hal tersebut, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (Unair) Dr Rossanto Dwi Handoyo memberikan pendapatnya.

Rossanto mengungkapkan, beberapa contoh wadah investasi yang aman untuk menyelamatkan ekonomi makro.

Baca juga: 10 Jurusan Kuliah Gampang Cari Kerja, Ada Farmasi hingga DKV

Pahami pola masing-masing jenis investasi

Salah satunya adalah memegang mata uang asing, saham, properti, emas, dan obligasi (surat hutang). Rossanto menekankan bahwa masing-masing investasi harus memahami polanya.

Di saat kondisi perekonomian yang belum jelas di tahun 2023, Rossanto menyarankan agar sekarang lebih baik tidak bermain mata uang asing.

Pasalnya, rupiah sedang mengalami depresiasi 7 hingga 8 persen sehingga akan mempengaruhi faktor kurs dollar di pasar valas.

Pemicunya, investor sedang banyak membeli dollar sehingga menyebabkan rupiah melemah. Begitupun dengan saham, tidak semua saham bagus, tetapi ada yang minus.

"Jika ada orang luar negeri menanamkan saham di Indonesia tetapi keuntungannya kurang dari 7-8 persen kan artinya rugi. Sehingga investor akan mencari alternatif aset lain," ujar Rossanto seperti dikutip dari laman Unair, Senin (2/1/2023).

Menurutnya, macam investasi lainnya seperti properti rumah kini juga sedang lesu. Hal ini disebabkan pembelian tidak bereaksi cepat.

Baca juga: 6 Jurusan Kuliah Tersulit, Mau Coba Daftar di SNPMB 2023?

Emas adalah aset paling aman

Rossanto menilai kenaikan suku bunga yang agresif juga berpengaruh pada kenaikan harga properti. Sehingga untuk saat ini salah satu aset paling tidak berisiko ialah emas.

"Aset paling aman ya emas, emas itu harganya akan naik serta cepat dikonversikan ke uang," bebernya.

Saat suku bunga naik, lanjut Rossanto, harga penjualan emas turun. Hal itulah yang mendorong masyarakat mengalihkan kepemilikan asetnya menjadi emas.

Rossanto menambahkan, investasi jenis lain adalah obligasi atau surat hutang. Investasi jenis ini juga mendapatkan pengaruh signifikan dari kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI).

Termasuk obligasi syariah negara atau sukuk negara yang memberikan keuntungan dengan sistem bagi hasil.

Dalam hal itu, pengaruh kenaikan suku bunga BI akan mengakibatkan bunga deposito (tabungan) naik.

Artinya suku bunga pinjaman dan obligasi pun naik, termasuk suku negara imbal hasilnya naik.

Baca juga: Kenali Jalur Masuk di Undip, Persiapan Daftar SNPMB 2023

Terlebih kepercayaan investor terhadap penerbitan obligasi dan sukuk negara masih sangat baik.

"Kalau mempertahankan suku bunga sama ya kemungkinan tidak ada orang yang mau membeli. Meski obligasi di Indonesia termasuk kategori aman, lantaran pemerintah Indonesia selalu tepat dalam membayar hutang pokok maupun bunga," imbuh dosen FEB Unair ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com