Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/12/2022, 18:04 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Grup Lippo menyatakan kesiapannya mendukung program beasiswa demi membuka akses pendidikan bagi perempuan muda Afghanistan agar dapat belajar di perguruan tinggi Indonesia.

Kali ini, Lippo menyiapkan dana Rp 10 miliar untuk menjalankan program beasiswa tersebut.

Baca juga: Rektor Minta Lulusan Unair Jangan Minder

Program pendanaan ini berlangsung dalam kurun waktu tiga tahun, mulai tahun 2023 hingga 2025.

"Kami siap mendukung dan membangun solidaritas dengan masyarakat Afghanistan. Kami memahami adanya kebutuhan mendesak untuk meningkatkan akses pendidikan bagi perempuan Afghanistan," ucap Direktur Eksekutif Grup Lippo, John Riady dalam keterangannya, Jumat (9/12/2022).

John mengatakan, Grup Lippo akan terus mendukung agenda pembangunan berkelanjutan, baik di Indonesia maupun negara lain.

Terutama, kata dia, di bidang pendidikan dan kesehatan yang diselenggarakan Konferensi Internasional Pendidikan Wanita Afghanistan (ICAWE).

ICAWE, lanjut John, memegang peranan penting untuk menjawab kebutuhan mendesak di bidang pendidikan di Afganistan.

Sebagai salah satu perwakilan sektor swasta yang diundang menjadi bagian dari ICAWE, dia berharap dukungan Grup Lippo dapat membuat kemajuan signifikan bagi kehidupan perempuan muda Afghanistan.

Dia menyebut, program beasiswa akan membekali perempuan Afghanistan dengan pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Afghanistan.

Baca juga: 5 Posisi Pekerjaan yang Banyak Dicari Perusahaan Versi JobStreet

"Program beasiswa akan membantu membangun dan mempererat hubungan Indonesia dan Afghanistan. Kami akan terus berpartisipasi dalam upaya global ini sehingga dapat mendukung pemberdayaan perempuan Afghanistan," jelas John.

Konferensi ICAWE di bawah kepemimpinan bersama Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi dan Asisten Menteri Luar Negeri Qatar, Lolwah Al-Khater.

Konferensi ICAWE digelar di Nusa Dua, Bali, ditutup pada Kamis (8/12/2022).

Pertemuan perdana ini bertujuan untuk menggerakkan dukungan internasional bagi kemajuan hak-hak dan akses pendidikan perempuan Afghanistan.

Baca juga: Syarat dan Tahapan Masuk IPDN, Lulus Bisa Jadi Camat hingga Gubernur

Berdasarkan data United Nations Women, sekitar 11 juta perempuan Afghanistan membutuhkan bantuan darurat. Penderitaan mereka semakin parah sejak Afghanistan dikuasai kelompok Taliban pada Agustus 2021.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com