Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/12/2022, 17:14 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Siswa SMAN Sumatera Selatan tampak gembira berolahraga bulu tangkis di lapangan milik sekolah pada Selasa (6/12/2022).

Walaupun ada raut muka yang gembira, tapi aslinya mereka sedang bersusah payah agar bisa lulus dan diterima kuliah dengan fasilitas beasiswa.

Baca juga: Rektor Minta Lulusan Unair Jangan Minder

Beasiswa yang diharapkan bisa dari sekolah kedinasan, Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS).

Salah satu siswa SMN Sumatera Selatan kelas 12, Dio Ananda Syaputra menyatakan, rata-rata siswa yang sekolah di SMAN Sumatera Selatan datang dari keluarga tidak mampu.

Termasuk dirinya yang memiliki orangtua tidak mampu di Musi Banyuasin, Sumsel.

"Masuk ke sini, karena saya datang dari keluarga tidak mampu. Keluarga saya saja numpang sama keluarga besar, dalam satu rumah ada 6 orang. Itu kehidupan saya dan keluarga," ucap Dio saat Kompas.com mendatangi SMAN Sumatera Selatan di Kota Palembang.

Dia mengaku, orangtuanya berprofesi menjadi petani karet yang memiliki pendapatan Rp2 juta per bulan.

Dengan pendapatan Rp2 juta, orangtuanya harus menghidupi 6 orang.

Maka dari itu, saat SMP dirinya bekerja keras agar bisa masuk SMAN Sumatera Selatan.

"Anak orangtua ada 4, jadi ada 6 orang, termasuk bapak dan ibu. Saat saya mau sekolah, kakak juga sekolah, jadi Rp 2 juta itu tidak cukup untuk hidupan 6 orang. Makanya saya bekerja keras untuk bisa masuk sekolah sini," jelas dia.

Baca juga: Syarat dan Tahapan Masuk IPDN, Lulus Bisa Jadi Camat hingga Gubernur

Saat diterima di SMAN Sumatera Selatan, dia tidak perlu memikirkan untuk biaya hidup, sekolah maupun buku untuk belajar.

Sebab, sekolah ini sudah membiayainya lewat bantuan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel maupun pihak lainnya.

"Jadi ga ada buku yang robek-robek, ada proyektor, ada pelatihan bahasa Inggris yang bagus, ada sains dan komputer juga, dan ada asrama untuk tempat tidur. Itu semua kita dapatkan gratis di SMAN Sumatera Selatan," paparnya.

Tak lupa, sekolah ini jauh dari aksi bullying maupun tindakan kekerasan lainnya.

"Kita semua datang dari kalangan keluarga pra sejahtera, jadi banyak keterbatasan, jadi tidak ada senioritas," tuturnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com