KOMPAS.com - Anak muda zaman sekarang tentu tidak asing dengan istilah kongkow atau nongkrong.
Bahkan kongkow di suatu kafe atau tempat makan sudah menjadi bagian dari rutinitas anak muda.
Saat ini kongkow atau nongkrong ini telah berkembang menjadi budaya yang kemudian diadopsi sebagai gaya hidup.
Dosen antropologi ragawi Universitas Airlangga (Unair) Rizky Sugianto Putri mengatakan, dari perspektif Biological Anthropology, dia mengatakan setiap tindakan manusia memengaruhi aspek fisik tubuh.
Baca juga: Mengenal Tradisi Pingitan bagi Calon Pengantin, Apa Tujuannya?
Salah satunya adalah aktivitas duduk yang paling sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, tak terkecuali saat nongkrong.
Dia menekankan, duduk dengan jangka panjang juga memiliki dampak.
Yaitu risiko nyeri leher dan tulang belakang yang mana dapat berakibat buruk terhadap postur tubuh seperti skoliosis hingga potensi mengalami penyakit osteoarthritis dan kardiovaskular.
"Maka generasi Z sebagai digital native perlu aware dengan bahaya tersebut," kata Rizky Sugianto Putri seperti dikutip dari laman Unair, Jumat (2/12/2022).
Dia menyampaikan, kalau tidak ingin merasakan sakit seperti generasi sebelumnya. Mulai sekarang harus stay active dengan mengutamakan lower body.
"Jadi duduknya dikurangi, berdirinya dibanyaki," ucap perempuan yang akrab disapa Kiki itu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.