Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen Unej: G20 Tak Didesain Jadi Organisasi Keamanan, Tapi Fokus Ekonomi Sosial

Kompas.com - 21/11/2022, 11:59 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Perhelatan akbar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali pada 15-16 November 2022 kemarin sukses digelar.

Tentunya, Indonesia juga telah sukses dalam menjalankan peran presidensi G20 selama setahun terakhir ini.

Menurut Dosen Program Studi Hubungan Internasional FISIP Universitas Jember (Unej) Agus Trihartono, hal ini juga didasari pada keberhasilan Indonesia menjalankan peran tradisionalnya sebagai middle power dan sebagai negara non-blok.

Sebab, Indonesia telah menegaskan tidak berada di blok timur atau barat, namun Indonesia sebagai Indonesia.

Baca juga: Warek I Unej: Mahasiswa Harus Banyak Piknik

G20 tidak didesain untuk menyelesaikan konflik bersenjata

Adapun pernyataan tersebut disampaikan Agus Trihartono menanggapi pendapat beberapa pihak yang menilai absennya Presiden Rusia di KTT G20 Bali menjadi kegagalan Indonesia memainkan peran presidensi G20.

Namun Agus menilai, sejak semula G20 tidak didesain sebagai organisasi keamanan, apalagi untuk menyelesaikan konflik bersenjata.

Justru fokus G20 lebih banyak membahas dan menyelesaikan aspek ekonomi dan sosial.

Apalagi keberadaan negara-negara di G20 merepresentasikan 75 persen perdagangan dunia dan 80 persen Produk Domestik Bruto (PDB) dunia.

Oleh sebab itu tanpa kehadiran Presiden Rusia, KTT G20 Bali tetap penting mengingat sebagian besar negara anggotanya tetap hadir.

Selain mengikuti KTT, banyak pimpinan negara anggota G20 yang kemudian menjadikan KTT G20 sebagai ajang pertemuan bilateral.

Salah satunya pemimpin Amerika Serikat dan China, dua negara besar yang hubungan serta kiprahnya sedikit banyak mempengaruhi dunia saat ini.

Baca juga: Bus Listrik Merah Putih di KTT G20 Bali Hasil Kolaborasi 4 Kampus

"Mekanisme penyelesaian perang Rusia-Ukraina seharusnya ada di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan bukan di G20," terangnya dikutip dari laman Unej, Jumat (18/11/2022).

Dikatakan bahwa ada pihak yang menilai secara makro KTT G20 belum maksimal karena ada kepala negara yang tidak hadir.

Namun bagaimana pun juga Indonesia sudah membuktikan mampu menggelar KTT G20 yang kemudian menghasilkan komunike bersama yang berisi lima poin penting walaupun melalui perundingan yang alot.

"Padahal awalnya ada pihak yang pesimis akan ada komunike bersama di KTT G20 di Bali, bahkan sangsi KTT G20 bisa terlaksana," ungkap Agus Trihartono.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com