Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 Mulai Naik, Epidemiolog Unair: Akibat Munculnya Varian Baru

Kompas.com - 16/11/2022, 19:38 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Dalam beberapa kurun waktu terakhir, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia terus alami lonjakan.

Pakar Biostatistika Epidemiologi FKM Unair, Dr. Windhu Purnomo menilai, lonjakan kasus itu disebabkan oleh mulai melemahnya protokol kesehatan masyarakat, di samping munculnya subvarian baru dari Omicron.

Baca juga: 6 Ilmuwan Indonesia yang Diakui Dunia, Ada Alumnus ITB

"Lonjakan Covid-19 ini terjadi karena protokol kesehatan masyarakat melemah. Adanya penularan baru itu terjadi ketika seseorang tidak memakai masker sebagai pelindung. Artinya, ketika terjadi penularan, baik orang yang tertular maupun menulari sedang tidak menggunakan pelindungnya dengan baik," ucap dia dalam keterangannya, Rabu (16/11/2022).

Dia mengaku, subvarian baru Covid-19 tidak memiliki tingkat fatalitas yang tinggi, seperti varian-varian yang muncul sebelumnya.

"Ketika muncul varian baru itu dia tidak dikenali oleh tubuh. Jadi, varian-varian baru itu pada umumnya memiliki kemampuan melarikan diri dari kekebalan tubuh manusia. Sehingga, kalau muncul varian atau subvarian baru, penularan akan lebih tinggi. Tapi nanti lama kelamaan akan menurun lagi," kata dia.

Dia menegaskan, memang saat ini terjadi lonjakan Covid-19, tapi sebelumnya justru mengalami penurunan yang jauh. Bahkan berada pada titik terendah pada awal September 2022.

"Sebenarnya awal September kasus Covid-19 itu sudah menurun. Kemudian diketahui sekitar akhir September itu ditemukan subvarian baru Omicron XBB di Surabaya. Dan itu bertahan cukup lama," ujar Windhu.

Munculnya subvarian baru Omicron XBB tersebut menyebabkan terjadinya lonjakan kasus positif, selain semakin melemahnya protokol kesehatan dari masyarakat.

"Nah, sekarang subvarian Omicron XBB itu sudah semakin meningkat sejak Oktober. Sejak saat itulah lonjakan terjadi. Bahkan sampai sekarang ini kasus harian sudah lebih dari 6000," jelas dia.

Baca juga: 10 Jurusan Kuliah Gampang Dapat Kerja di Era Revolusi Industri 4.0

Windhu menjelaskan, subvarian Omicron XBB kali ini memiliki tingkat fatalitas yang rendah.

Subvarian ini juga memiliki karakteristik yang cepat menular, tapi juga cepat sembuh (menurunkan angka penularan). Sehingga, masyarakat diharapkan tak perlu panik, asalkan tetap waspada.

"Saya rasa masyarakat tidak usah panik berlebihan, karena saya yakin pada akhir November nanti akan mencapai puncak kasus, hingga akhirnya akan segera turun lagi. Tetapi tentu saja perlu waspada," tutur dia.

Untuk menghindari penularan, dia mengimbau masyarakat untuk kembali memperketat protokol kesehatan.

Lalu melakukan vaksinasi booster untuk mencegah jika terjadi gejala berat saat terpapar Covid-19.

Tentunya, pemerintah juga berperan penting dalam mengendalikan lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi saat ini.

Dari sisi pemerintah, maka harus melakukan surveilans, meningkatkan vaksinasi, dan memberi perlindungan pada golongan rentan terpapar Covid-19.

Baca juga: 9 Jurusan Kuliah Paling Bahagia untuk Mahasiswa, Ada Incaranmu?

"Pemerintah juga harus memberikan perlindungan lebih bagi mereka yang tergolong lansia, penderita penyakit komorbid, dan mereka yang belum mendapatkan vaksin Covid-19," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com