Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Plus Minus PR Dihapus bagi Siswa SD-SMP, Ini Pandangan Akademisi

Kompas.com - 21/10/2022, 14:52 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

"Contohnya, diikutkan mengaji tetapi justru anak harus jadi hafidz. Lalu ikut les menggambar, anak justru disibukkan lomba menggambar," kata dia.

Malahan hal tersebut menambah stres bagi anak-anak. Untuk itu program pengganti PR haruslah program yang benar-benar tidak memunculkan rasa bersaing antar siswa.

Baca juga: Intip Pembelajaran Aktif di Jambi, Siswa: Senang Belajar karena Asyik

Boleh saja diberi PR, asal...

Berdasarkan pengalamannya, saat ini ia sedang berada di Australia dan anaknya yang nomor dua masih kelas 1 SD.

"Anak saya diberi PR itu hari senin untuk dikumpulkan hari Jumat. Jadi less stress. Serta materi anak kelas 1 SD itu fokusnya belajar membaca," kata dia.

Kemudian, di Australia disediakan taman, fasilitas bermain, lapangan, yang diakses secara gratis bagi anak-anak selepas sekolah.

"Anak-anak SD memang tahapannya adalah bermain. Mau dia kelas 4,5,6, tetaplah bermain sesuai usia. Tidak perlu berpikir setelah sekolah harus les apapun dan tidak ditekankan terlalu akademik, benar-benar less stress" kata dia. 

Baca juga: 6 Tanda Anak Cerdas Secara Emosional dan Cara Mengoptimalkannya

Memberi PR pada siswa, sebetulnya tidak ada masalah. Namun, bisa menjadi masalah, saat siswa merasa PR yang diberikan tumpang tindih.

"Kalau seperti itu memang akan membuat stres. Tetapi jika pelajarannya tematik, sepertinya 1 PR bisa mencakup semua materi," ujar Ari.

Atau jika sekolah tetap ingin memberikan PR bagi siswa, bisa memperpanjang masa tenggatnya. "Misal diberi waktu mengumpulkan PR lebih dari seminggu," tambahnya lagi.

Mau diberikan atau tidak, memang itu kembali lagi pada pilihan orangtua atau sekolah. Namun yang ia tegaskan bagaimana keputusan tersebut berdampak pada psikologis siswa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com