Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Tokoh Dunia yang Menolak Penghargaan Nobel, Siapa Saja?

Kompas.com - 09/10/2022, 14:30 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Baru-baru ini, penghargaan Nobel Prize 2022 diumumkan. Ada banyak tokoh yang inovasi dan upayanya sangat berpengaruh bagi manusia sehingga layak diberi penghargaan ini

Meski penghargaan Nobel Prize sangat prestisius, kenyataannya ada banyak tokoh yang menolak penghargaan nobel.

Dilansir dari laman Zenius, ada enam tokoh terkenal di dunia yang seharusnya jadi pemenang penghargaan Nobel Prize. Namun, mereka tidak mau nerima penghargaan tersebut.

Baca juga: 2 Program Beasiswa ke Cambridge, Mulai Jenjang S1, S2 dan S3

Alasannya cukup beragam. Ada yang dengan tegas menolak karena kemauan sendiri, ada juga yang menolak karena faktor keadaan. Siapa saja mereka?

1. Jean-Paul Sartre

Sartre adalah seorang filsuf Prancis yang buku-bukunya terkenal di seluruh belahan dunia.

Dia merupakan expert atau seseorang yang ahli dibidang sastra. Sartre merupakan novelis, penulis skenario, dan kritikus sastra.

Pada tahun 1964, Sartre dinobatkan sebagai peraih Nobel Sastra. Menurut para juri, karya-karya Sartre "kaya akan gagasan, penuh semangat, kebebasan, dan pencarian kebenaran". Karya-karyanya sudah terbukti memberikan pengaruh luas pada era tersebut.

Suatu hari, surat kabar Swedia yang bernama Svenska Dagbladet menulis prediksi bahwa Sartre akan meraih Nobel Sastra tahun itu, tepatnya tanggal 17 September.

Spekulasi itu semakin diperkuat oleh sebuah artikel pers di Perancis. Artikel itu memberi kode ke Sartre, kalau dia kemungkinan bakal memenangkan Nobel Sastra.

Baca juga: 5 Beasiswa S1-S3 ke Oxford, Gratis Kuliah Plus Dapat Uang Saku

Setelah mendengar kabar tersebut Satre justru menulis surat ke Nobel Committee. Suratnya baru sampai pada bulan Oktober, sebulan setelah pemenangnya sudah diputuskan.

Dalam suratnya, Sartre dengan tegas tidak mau dimasukkan ke dalam daftar pemenang Nobel, baik pada tahun itu maupun tahun-tahun selanjutnya.

Intinya, dia tidak akan mau nerima penghargaan Nobel dan penghargaan apapun, kapanpun itu.

Mengapa Sartre tidak mau menerima penghargaan Nobel? Alasannya, Sartre tidak mau kalau penghargaan bisa membatasi dampak dari karya-karyanya.

Karena dia suka menulis tentang kondisi politik dan sosial, dia tidak mau kalau penghargaan yang diterima justru mengurangi makna pesan dalam tulisannya.

Dia juga tidak ingin “dilembagakan” dan menjadi bagian dari lembaga, karena mendapatkan Nobel Prize.

Meskipun begitu, komite tetap memutuskan Sartre buat jadi pemenang Nobel Sastra. Namun, Sartre juga tidak kalah kuat pendiriannya.

Dia tetap menolak Nobel Sastra yang diberikan kepadanya. Cuma Sartre, satu-satunya orang yang secara sukarela menolak penghargaan tersebut.

Baca juga: Dosen Unair: Ini 4 Ciri Orang Punya Kesehatan Mental yang Baik

2. Boris Pasternak

Selanjutnya, ada Boris Pasternak yang juga menolak penghargaan Nobel Sastra.

Pasternak dinobatkan sebagai peraih Nobel Sastra pada tahun 1958.

Nobel Sastra diberikan untuk pencapaiannya dalam puisi kontemporer maupun epik Rusia. 

Awalnya, Pasternak nerima penghargaan tersebut. Namun dia mendadak berubah pikiran. Uni Soviet memaksa Pasternak buat menolak Nobel Prize yang seharusnya dia terima.

Pasternak tidak menjelaskan kenapa dirinya menolak.

Namun yang jelas, sebelum dia memutuskan buat menolak penghargaan Nobel, dia mendadak dikeluarkan dari Soviet Writers’ Union, yakni persatuan penulis Uni Soviet.

Dia dianggap melawan negaranya. Jadi, mungkin penolakan nobel karena faktor politik kali ya.

3. Le Duc Tho

Pada tahun 1973, revolusioner asal Vietnam, Le Duc Tho, seharusnya menjadi peraih penghargaan Nobel Perdamaian.

Dia dianugerahi atas perannya dalam gencatan senjata antara Amerika Serikat dan Vietnam pada tahun 1973.

Le Duc Tho bernegosiasi dengan penasihat keamanan nasional AS, Henry Kissinger, untuk membuat perjanjian gencatan senjata.

Baca juga: Cerita Katherine, Mahasiswa yang Lulus Kuliah dari 2 Kampus Sekaligus

Alhasil, pasukan Amerika cabut dari Vietnam Selatan. Pencapaian itulah yang bikin dia dan Kissinger mendapatkan Nobel Perdamaian. Sayangnya, Tho menolak penghargaan tersebut dengan alasan lawannya melanggar gencatan senjata.

4. Richard Kuhn

Richard Kuhn merupakan kimiawan yang menerima Nobel Kimia pada 1938.

Baca juga: Mahasiswa Ini Pilih PTS Ketimbang Masuk ITB

Dia adalah seorang ilmuwan dari Jerman. Saat mau menerima penghargaan, Adolf Hitler yang kala itu jadi pemimpin negara melarangnya.

Kuhn hanya menerima diploma dan medali saja, tapi uangnya tidak diterima.

Jadi Kuhn tidak menolak sepenuhnya penghargaan nobel itu.

5. Adolf Butenandt

Adolf Butenandt merupakan ilmuwan dari Jerman. Dia dianugerahi penghargaan Nobel Kimia pada 1939.

Sama dengan Richard Kuhn, Adolf Hitler yang saat itu jadi pemimpin negara melarang Butenandt menerima penghargaan.

Namun pada saat itu, Butenand tetap menerima diploma sama medalinya saja. Adapun uangnya tidak diterima.

Hasilnya, Butenandt tidak menolak sepenuhnya penghargaan nobel.

6. Genhard Domagk

Sama dengan Kuhn dan Butenandt, Domagk juga tidak sepenuhnya menolak penghargaan nobel.

Itu karena, Adolf Hitler yang saat itu jadi pemimpin negara melarang dirinya menerima penghargaan.

Dia hanya menerima diploma dan medalinya saja. Sedangkan hadiah uangnya tidak diterima.

Baca juga: 5 Negara yang Penduduknya Paling Malas di Dunia, Indonesia Nomor 1

Domagk dianugerahi Novel Fisiologi atau Kedokteran pada 1939.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com