Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rektor IPB Arif Satria Kenang Prof. Azyumardi Azra

Kompas.com - 19/09/2022, 13:51 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Institut Pertanian Bogor (IPB) berduka atas meninggalnya sosok guru bangsa, Prof. Azyurmardi Azra.

Cendekiawan yang pernah menjadi Ketua Dewan Audit IPB tahun 2007-2012 meninggal di Malaysia pada Minggu (18/9/2022).

Baca juga: Prof. Azyumardi Azra, Sosok Pengubah UIN Jakarta dan PTKIN Lainnya

Rektor IPB, Prof. Arif Satria mengungkapkan duka yang mendalam atas berpulangnya Prof. Azyumardi Azra.

Prof. Azyumardi Azra, kata dia, adalah seorang guru bangsa yang selalu menginspirasi dengan pandangan-pandangan moderatnya tentang keislaman dan Indonesia.

Bahkan, Prof. Azyumardi Azra bukan seorang guru biasa, tetapi guru inspiratif yang mencintai ilmu, peduli dengan sosial, dan rendah hati.

"Semoga spirit dan inspirasinya tetap hidup dan membawa manfaat untuk kemaslahatan. Selamat jalan, Prof. Azyumardi Azra, karya dan pengabdianmu telah menjadi semangat bagi generasi muda cendekia Indonesia," kata dia dalam keterangannya, Senin (19/9/2022).

Asal tahu saja, Prof. Azyumardi dikenal sebagai sosok tegas, punya pandangan ke depan dan melihat hal-hal yang luput dari perhatian masyarakat umum.

Dia pun dikenal luas sebagai cendekiawan muslim.

Pada tahun 2010, Prof. Azyumardi Azra memperoleh gelar Commander of the Order of British Empire, sebuah gelar kehormatan dari Kerajaan Inggris dan menjadi 'Sir' pertama dari Indonesia.

Pada 2022, Prof. Azyumardi Azra terpilih menjadi Ketua Dewan Pers periode 2022-2025.

Baca juga: Kasus Santri Tewas, Ada Kesalahpahaman antara Ponpes Gontor dan Keluarga

Pendorong transformasi UIN Jakarta dan PTKIN lainnya

Rektor UIN Jakarta, Prof. Amany Lubis mengaku, sepanjang hidupnya Prof. Azyumardi Azra telah menorehkan banyak karya penting yang perlu diteladani.

Salah satunya, Prof. Azyumardi Azra melakukan perubahan penting dalam mendorong kemajuan kualitas pendidikan yang ditawarkan perguruan tinggi keagamaan Islam Negeri (PTKIN).

Dengan begitu, bisa lebih kompetitif dan memberikan peluang luas bagi lulusan madrasah, pesantren, maupun sekolah lainnya dalam meraih cita-cita mereka.

Perubahan dimaksud adalah mendorong transformasi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN Jakarta).

Di masa kepemimpinannya sebagai rektor, IAIN Jakarta berhasil beralih status menjadi UIN Jakarta dengan terbitnya Keputusan Presiden RI No. 031 Tanggal 20 Mei 2002 sekaligus menempatkan UIN Jakarta sebagai PTKIN berstatus UIN pertama.

Melalui transformasi ini, UIN Jakarta selanjutnya bisa mengembangkan banyak fakultas dan program studi berbasis integrasi ilmu.

Hal ini ditandai dengan hadirnya fakultas-fakultas di era UIN seperti Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Kesehatan, dan Fakultas Kedokteran.

Meski demikian, UIN Jakarta terus memperkuat fakultas dan program studi berbasis keislaman era IAIN Jakarta.

Di antaranya, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Ilmu Komunikasi, dan Fakultas Dirasat Islamiyah.

Prof. Azyumardi Azra tak hanya mendorong pengembangan UIN Jakarta, tapi transformasi ini pada akhirnya menginspirasi sejumlah PTKIN lain untuk berubah dari STAIN atau IAIN menjadi UIN.

Baca juga: Prof. Azyumardi Azra, Sosok yang Jadi Penggagas PTKIN

Total kini terdapat 29 PTKIN dengan status UIN dengan bertambahnya lima UIN di tahun 2022, yaitu UIN Mahmud Yunus Batusangkar, UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi, UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan, UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan, dan UIN Salatiga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com