Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti: Perguruan Tinggi Indonesia Belum Mampu Menjawab Tantangan Pasar Kerja

Kompas.com - 26/08/2022, 17:58 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Universitas Indonesia (UI), Sri Gunani Partiwi menyebut, dampak dari revolusi industri 4.0 dan digitalisasi akan menyebabkan 23 juta pekerjaan tergantikan oleh automasi.

Meski begitu, ia menyebutkan bahwa kondisi ini juga melahirkan 27 juta hingga 46 juta pekerjaan baru yang membutuhkan tenaga kerja.

"Tantangannya adalah bagaimana menyiapkan lulusan kita agar bisa menangkap peluang pekerjaan baru yang ada dengan menyiapkan kualitas lulusan tersebut sesuai dengan apa yang dibutuhkan dunia kerja pada masa yang akan datang," papar Sri Gunani dalam webinar “Building a State-of-Art Internal Quality Assurance to Foster and Integrate Graduate Employability”, Kamis (18/08/2022).

Baca juga: Hanya 20 dari 4.500 Kampus Indonesia Masuk Ranking Dunia, Ini Kata Kemendikbud

Ia menyebut, dunia kerja kini membutuhkan SDM yang memiliki kemampuan critical thinking, kemampuan berpikir sistem sehingga mampu menyelesaikan persoalan kompleks, digital literacy, multi-diciplinary, hingga global citizenship.

"Para mahasiswa perlu membekali diri dengan new skill, adapitve, agile learners, self directed, entrepreneur," ujarnya.

Sri Gunani menyampaikan tiga strategi pendidikan tinggi meningkatkan kompetensi dan penyerapan lulusan di dunia kerja.

"Pertama, kampus merdeka. Kedua, link and match dan partnership with industry. Ketiga adalah partnership with world-class universities and diaspora," paparnya.

Saat ini, jelas Sri, pemerintah juga telah melakukan transformasi kebijakan pendidikan tinggi dengan menyediakan banyak cara untuk mengembangkan kompetensi pada lulusan.

Sistem pembelajaran yang ditawarkan program MBKM adalah salah satu bentuk upaya transformasi kebijakan pendidikan tinggi untuk memberikan ruang bagi mahasiswa mengasah bakat dan passion-nya dalam flexible learning.

Baca juga: Erick Thohir Sebut 9 Pekerjaan Bakal Hilang di 2030, Ada Pekerjaanmu?

“Pada program MBKM, mahasiswa selama satu semester dapat mengambil mata kuliah hingga 20 SKS. Dosen sudah tidak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar, tidak hanya menjadi mitra belajar, namun sebagai ko-pilot yang bisa mengikuti bagaimana mahasiswa memilih cara belajar di tiga semester akhir," uajr Sri.

Dalam hal ini, menurut Sri tantangan penjaminan mutu adalah menjaga akuntabilitas dari mutu pembelajaran di masing-masing Perguruan Tinggi.

"MBKM menyiapkan lulusan untuk siap berkompetisi dan berkolaborasi di era global, dengan membutuhkan penguatan dari berbagai keterampilan yang dibutuhkan pada abad ke-21 melalui pengalaman maupun eksposure multi-disiplin,” ujar Sri lagi.

Perubahan pasar kerja dan tantangan perguruan tinggi

Pada kesempatan yang sama, pengajar dan peneliti di Departemen Ilmu Ekonomi FEB UI, Turro Wongkaren memberikan paparan terkait perubahan pasar kerja dan graduate employability atau keterserapan lulusan di dunia kerja.

Ia pun mengutip data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2022 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik.

Survei menyatakan bahwa sebanyak 33 persen pekerja underqualified (tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan), 16 persen pekerja overqualified, dan 51 persen pekerja well matched.

Baca juga: 5 Ciri Orang Cerdas Bukan Hanya Dilihat dari IQ, Kamu Punya Ciri-cirinya?

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com