Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/07/2022, 09:44 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia kini setidaknya memiliki 4.500 perguruan tinggi. Namun, hanya 20 perguruan tinggi yang mampu masuk di pemeringkatan dunia setiap tahunnya.

Dari 20 perguruan tinggi Indonesia yang masuk pemeringkatan dunia itu, bahkan hanya 5 perguruan tinggi saja yang mampu masuk dalam 500 perguruan tinggi terbaik dunia.

Sebagai informasi, di tahun 2022, sebanyak 16 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Indonesia masuk dalam pemeringkatan QS WUR 2022.

Metodologi pemeringkatan didasarkan pada sejumlah aspek, yaitu Academic Reputation, Employer Reputation, Faculty Student Ratio, Citations per Faculty, International Faculty Ratio, dan International Students Ratio.

Baca juga: Kemendikbud Luncurkan Beasiswa Indonesia Maju, Kuliah Gratis S1-S2

Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil menjadi PTN nomor satu di Indonesia dan menduduki peringkat 231 pada pemeringkatan perguruan tinggi terbaik dunia. UGM tercatat telah mengalami peningkatan 270 peringkat. UGM mengalami peningkatan peringkat hampir setiap tahun. Disusul oleh ITB di peringkat kedua dan UI di peringkat ketiga nasional. Di peringkat dunia, ITB menduduki urutan =235 sementara UI pada urutan =248.

Lalu, PTN Indonesia lainnya yang berhasil masuk dalam 1.000 besar universitas terbaik dunia ialah Universitas Airlangga (=369 dunia), IPB University (=449 dunia), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (701-750 dunia), Universitas Padjadjaran (751-800), Universitas Diponegoro (801-1000 dunia), dan Universitas Brawijaya (801-1000).

Sementara 5 kampus di Indonesia yang masuk 500 top kampus dunia ialah UGM peringkat 231, ITB peringkat 235, UI Peringkat 248, Unair peringkat 369, IPB peringkat 449.

Mengapa dari banyaknya perguruan tinggi di Indonesia, hanya 20 perguruan tinggi yang berhasil masuk di kelas dunia?

Direktur Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek, Lukman mengatakan bahwa kualitas menjadi salah satu alasan mengapa banyak perguruan tinggi Indonesia yang belum berhasil masuk pemeringkatan dunia.

Baca juga: Lulusan S1 Mau Jadi Guru? Kemendikbud Buka 40.000 Kuota Calon Guru di PPG

Kualitas tersebut, lanjut dia, salah satunya dipengaruhi oleh biaya pendidikan tinggi yang masih rendah.

"Ini berarti dipertanyakan, kok bisa ya perguruan tingginya banyak tapi sedikit yang bisa masuk pemeringkatan perguruan tinggi. Lebih jauh lagi setelah dilihat terkait masalah kualitas ini adalah biaya pendidikan tinggi kita rendah sekali," papar Lukman dalam Silaturahmi Merdeka Belajar "Wujudkan Pendidikan Tinggi Kelas Dunia Melalui Dana Abadi Perguruan Tinggi", Kamis (28/7/2022).

Dalam setahun, Lukman memaparkan pengeluaran dana pendidikan tinggi di Indonesia hanya Rp 28 juta atau sekitar USD 2.000. Sementara India, sekitar USD 3.000 per tahun.

"Kita hanya lebih tinggi dari Filipina itu USD 1.000," paparnya. Masih jauh dari Malaysia kurang lebih USD 7.000 dan dari Jepang USD 8.000," ungkap dia.

Sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan tinggi Indonesia, Lukman mengatakan bahwa Kemendikbudristek telah berkolaborasi dengan LPDP meluncurkan Dana Abadi Pendidikan Tinggi.

Baca juga: BCA Buka 22 Lowongan Kerja Lulusan S1-S2 dari Semua Jurusan

Dana Abadi Pendidikan Tinggi ini nantinya dapat dimanfaatkan oleh PTNBH untuk meningkatkan fasilitas pengajaran maupun penelitian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com