Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HAN 2022, Dosen Unesa Sebut Kekerasan pada Anak Makin Mengkhawatirkan

Kompas.com - 24/07/2022, 10:48 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

Kekerasan seksual bisa berdampak serius terhadap fisik dan psikis anak. Selain itu juga berpengaruh terhadap cara pandang anak terhadap seksualitas dan dampaknya akan terbawa sampai dewasa apabila anak tersebut tidak diberikan perhatian lebih.

"Bayangkan anak yang masih belia masih belum tau apapun, tiba-tiba mendapatkan pengalaman seksual pertamanya dari orang lain. Sex education itu penting meski memang masih tabu sekali untuk dijelaskan ke anak-anak," tandasnya.

Baca juga: Beasiswa S2 Belanda, Dapat Biaya Kuliah dan Tunjangan Hidup

Kaprodi PGSD Unesa Drs. Mintohari menambahkan, dampak kekerasan seksual pada anak akan terus tertanam sampai dewasa. Ketika anak yang menjadi korban tersebut dewasa, akan cenderung antipati, ketakutan dan merasa minder saat bergaul dengan teman maupun berinteraksi dalam lingkungan masyarakat.

Selain itu, anak juga bisa memiliki pemikiran untuk balas dendam dan melakukan hal yang serupa kepada anak lainnya. Apa yang mereka rasakan dulu harus dirasakan anak lainnya.

"Anak yang mengalami kekerasan seksual akan trauma. Kalau trauma fisik mudah disembuhkan, tetapi kalau trauma psikologis itu pasti sulit disembuhkan. Sehingga harus diberikan penanganan tertentu seperti pendampingan. Jika tidak, efeknya akan terbawa sampai dewasa," ungkapnya.

Mintohari berharap, berbagai kasus yang menjerat anak harus menjadi perhatian bagi semua pihak.

Baca juga: Beasiswa LiniMuda bagi SMA-S1, Beri Rp 10 Juta Per Semester

Hari Anak Nasional, 23 Juli 2022 ini perlu menjadi penguatan terhadap gerakan kesadaran untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang aman dan nyaman bagi tumbuh dan berkembangnya anak.

"Hari Anak Nasional tidak sebagai seremonial yang meramaikan kalender. Namun, harus benar-benar menjadi bagian dari gerakan meningkatkan rasa kepedulian terhadap anak. Serta menjamin pemenuhan hak anak atas hak hidup, tumbuh, dan perlindungan," ungkap Mintohari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com