Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kominfo Gelar "Literasi Digital Pesantren 2022" di Jatim

Kompas.com - 19/07/2022, 10:14 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

 

KOMPAS.com - Melalui Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi (GNLD),  Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Kaukus Muda Indonesia (KMI)  menggelar Seminar Literasi Digital Pesantren.

Seminar diadakan pada Jumat, 15 Juli 2022, di Auditorium kampus IDIA Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, dan diikuti 380 peserta secara daring dan 480 peserta secara luring.

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kemampuan dan pengetahuan literasi digital agar para santri bijak dan bertanggungjawab menggunakan internet.

Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Literasi Digital Pesantren 2022 yang akan dilaksanakan secara daring dan luring selama 15-23 Juli 2022 di pesantren-pesantren Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.

Muhtadi Abdul Mun’im, Rektor IDIA Al-Amien Prenduan menyampaikan, kegiatan ini sangat penting dilakukan karena sebagai pengguna internet, kita perlu beradaptasi dengan digitalisasi.

 

"Kita tahu bahwa evolusi 4.0 ini memang tidak bisa kita hindari. Kita sudah berada di tengah-tengah dunia global yang di antaranya adalah dunia digital. Dunia digital ini harus kita kuasai," ujar Muhtadi.

Maka, lanjut Muhtadi, ada dua pilihan di dalam dunia digital ini; apakah kita bisa memengaruhi atau dipengaruhi. Untuk itu, ia menegaskan pentingnya edukasi kecakapan digital, etika digital, budaya digital dan diantaranya ada keamanan digital.

"Kita bisa mengakses banyak pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan dan mempersiapkan diri untuk perubahan yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Makin
cepat beradaptasi, makin banyak peluang kesuksesannya,” tambah Rektor IDIA Al-Amien
Prenduan.

Baca juga: UGM dan Kemenkominfo Gelar KKN Perkuat Literasi Digital di 441 Desa

Seminar Literasi Digital Pesantren yang dihadiri Irwan Sujatmiko, Staff Diskominfo Kabupaten Sumenep menampilkan beberap pembicara utama Rofiatur Rofiah (Influencer dan Praktisi Literasi Digital dan Andilala (Praktisi Literasi Digital).

Narasumber membahas etika digital, keamanan digital dan budaya digital.

Irwan Sujatmiko, Diskominfo Kab. Sumenep menjelaskan 5 langkah bijak berinternet diantaranya, jangan terlalu mudah percaya pada informasi diterima, menjaga etika dalam bermedia sosial, menyaring informasi yang akan dibagikan, hati-hati dalam memberikan informasi atau data pribadi dan menggunakan media sosial sebagai sarana dalam mengekspresikan karya.

“Jadi gunakan media sosial untuk menunjukan potensi kalian. Banyak perusahaan yang menyeleksi lewat jejak digital, bagaimana interaksi di media dan beretika atau tidaknya saat menggunakan media sosial dari hal tersebut sebaiknya kita harus selalu menjaga perilaku di media sosial,” pesan  Irwan Sujatmiko.

Sedangkan Rofiatul Rofiah, praktisi literasi digital menyampaikan, “Digital era, your behavior is your health, kesopanan lebih tinggi nilainya daripada kecerdasan. Behavior orang yang main sosial media itu semua tergantung pada penggunanya."

"Sejauh apapun kita mempunya berbagai macam sosial, kita harus beretika. Karena fungsi etika adalah untuk menghindari, menyakiti perasaan orang lain. Selain itu, pentingnya etika bermedia sosial adalah untuk menghindari kesalahpahaman di media sosial dan etika ada untuk menghindari dari konflik,” ujar Rofiatul Rofiah.

Sesi terakhir, Andilala menambahkan, pilar digital culture ada sebagai wujud keindonesiaan  melalui Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika di mana kompetensi digital individu difungsikan agar mampu berperan sebagai warga negara dalam batas berkaitan dengan hak, kewajiban, dan tanggung jawabnya dalam ruang negara.

“Mengapa mahasiswa perlu menerapkan budaya digital? Karena adanya hak dan kewajiban
mahasiswa melaksanakan advokasi dan aksi sebagai agen perubahan perubahan sosial yang
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan nasional dan bernilai lokalitas," jelas Andilala.

Baca juga: UNJ Gelar Pengumuman Juara Kompetisi Literasi dan Numerasi Nasional 2022

"Jadi kesimpulannya ialah mahasiswa merupakan aktor perubahan-perubahan sosial yang diharapkan dapat menguasai transformasi digital sesuai dengan kebutuhan dan situasi nasional, agar dapat memberdayakan nilai lokalitas di tengah pengembangan digital maka perlu diaktualisasikannya budaya digital yang ber intisari Pancasila,” tutup Andilala.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com