Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa 17 Tahun Ini Berinovasi Blockchain demi Pertanian Indonesia

Kompas.com - 14/04/2022, 19:00 WIB
Dian Ihsan

Penulis

Akibat sistem human-to-human yang sering lambat dan tidak efisien, produktivitas biasanya menjadi tidak maksimal.

"Melalui teknologi blockchain dan sistem buku besar di mana semuanya transparan, biaya siklus tahunan pertanian dapat ditekan dan efisiensi hasil secara keseluruhan ditingkatkan," ujar dia.

2. Pinjaman mikro untuk petani kecil hingga menengah

Penggunaan luar biasa lainnya dari blockchain di bidang pertanian adalah alternatif bagi petani untuk mendapatkan pinjaman mikro.

Petani kecil hingga menengah rata-rata membutuhkan pinjaman sesekali untuk mempertahankan dan menjalankan bisnis mereka.

Baca juga: Kemendikbud Ristek Buka 758.018 Formasi Guru PPPK 2022, Ayo Daftar

Blockchain dapat membantu petani mendapatkan pinjaman mikro di jaringan pemberi pinjaman di seluruh dunia.

"Dengan blockchain, petani hanya menanggung beban biaya bunga yang kecil, sehingga membantu mereka mempertahankan dan menjalankan bisnis secara berkelanjutan," ucap dia

3. Dengan big data

Big data memberikan para petani informasi yang dapat meningkatkan produktivitas produksi mereka.

Misalnya, data tentang pola curah hujan, siklus air, dan kebutuhan pupuk sehingga dapat memungkinkan petani membuat keputusan yang lebih cerdas, seperti tanaman apa yang akan ditanam untuk mendapatkan keuntungan yang lebih baik dan kapan waktu panen.

Hal ini pada akhirnya meningkatkan volume hasil pertanian dan keuntungan finansial mereka.

Dengan sifat kontrak pintar dalam blockchain, teknologi dibuat untuk memberikan keandalan dan keamanan database.

Baca juga: 3 Perguruan Tinggi Terbaik Indonesia Versi QS WUR 2022

Selain itu, karena teknologi blockchain terdesentralisasi dan terbuka, ini berarti data lebih dapat diakses oleh semua orang di dalam sistem.

Indonesia beruntung memiliki tanah subur yang luas dan berlimpah, yang menjadikannya salah satu negara pertanian terkemuka di dunia.

Sebagai produsen utama minyak sawit, karet alam, kakao, kopi, teh, singkong, beras, dan rempah-rempah tropis, kemajuan teknologi blockchain sejalan dengan visi untuk memaksimalkan sumber daya dan pemberdayaan masyarakat.

Collin percaya kaum muda harus merangkul munculnya teknologi blockchain untuk menciptakan sistem yang bermanfaat bagi masyarakat.

Di sekolah, Collin saat ini memimpin klub JIS Metaverse, komunitas berbasis blockchain dengan lebih dari 130 siswa sekolah menengah yang bertujuan untuk membangun, belajar, dan berinvestasi.

"Sistem pertanian blockchain dapat mengubah proses tradisional yang ada agar memaksimalkan potensi mengambil peran bagian yang lebih adil dari pasar dan produksi yang lebih efisien melalui teknologi. Hal mana tujuan akhirnya adalah memberdayakan petani," ungkap dia.

Baca juga: Ramai Tren Healing pada Kalangan Milenial, Ini Tanggapan Psikolog UGM

Pada masa depan, Collin berharap untuk terus melakukan penelitian dan inovasi tentang bagaimana negara-negara dapat merangkul penggunaan teknologi blockchain untuk mendapatkan keuntungan dalam industri pertanian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com