KOMPAS.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim mendorong bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi ASEAN.
Hal itu disampaikan Nadiem saat ada keinginan Perdana Menteri Malaysia Dato' Sri Ismail Sabri Yaakob yang ingin memperkuat bahasa Melayu sebagai bahasa resmi ASEAN.
Baca juga: Mendikbud Ristek Dorong Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi ASEAN
Mengetahui hal itu, pemelajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) langsung mendukung langkah Mendikbud Nadiem dalam mendorong bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi ASEAN.
Seorang mahasiswa pemelajar BIPA dari Uzbekistan, Tulaganov Shakhzod menegaskan, belajar Bahasa Indonesia sangat menyenangkan dan mudah.
"Saya kira ke depan Bahasa Indonesia akan menjadi bahasa yang mendunia karena sangat berkembang," kata Shakhzod yang sudah tiga tahun belajar bahasa Indonesia.
Dukungan juga mengalir dari pemelajar BIPA di Asia Tenggara. Ya Min dari Myanmar mengaku, mempelajari bahasa Indonesia tak hanya terkait dengan bahasa, melainkan juga menyangkut kombinasi budaya dan sejarah.
Pemelajar di kelas BIPA KBRI Yangon ini telah belajar sejak 2019 sampai sekarang.
Menurut dia, sebagai negara kepulauan terbesar di Asia Tenggara, posisi bahasa Indonesia sangat penting sebagai penghubung pengembangan Kawasan Asia Tenggara.
Baca juga: Ikut UTBK-SBMPTN 2022, Ini 13 PTN Terbaik Indonesia Versi QS WUR 2022
Alisha Boupha dari Laos juga menilai bahasa Indonesia adalah bahasa yang indah dan mudah dipelajari.
"Kamu perlu waktu dua sampai tiga bulan untuk bisa berbahasa Indonesia. Ayo belajar berbahasa indonesia," ajak dia.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.