Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Pangan Alami Kenaikan, Ini Penyebabnya Menurut Pakar IPB

Kompas.com - 22/03/2022, 13:24 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Naiknya harga pangan pada momen-momen tertentu menimbulkan pertanyaan-pertanyaan kritis.

Sebab, komoditas pangan tersebut merupakan komoditas pangan dasar yang secara dominan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.

Baca juga: Rektor Beri 3 Kunci untuk Lulusan IPB agar Jadi Leader

Adanya harga pangan yang mengalami kenaikan, membuat Ahli Ekonomi IPB, Prof. Nunung Nuryartono angkat suara.

Prof. Nunung menyampaikan, harga pangan akan memiliki implikasi yang luas termasuk pada kesejahteraan masyarakat.

Dia mengatakan, apabila melihat inflasi dari makanan, relatif jauh lebih tinggi dibandingkan dengan non-makanan.

"Mayoritas penduduk miskin kita, pangsa pengeluarannya lebih tinggi pada makanan. Contohnya, kami mencoba menghitung tren harga minyak goreng yang tidak relatif naik pada semua wilayah," kata dia melansir laman IPB, Selasa (22/3/2022).

Ahli Ekonomi IPB, Prof. Yusman Syaukat menyatakan, dalam penelusuran data yang dilakukan FAO Food Price Index (FFPI), terdapat indikasi peningkatan tren harga pangan yang terus merangkak sejak tahun 2000-an.

Baca juga: Pakar Hukum Unair: Crazy Rich Jadi Sasaran Empuk Pajak Negara

"Kenaikan pada Februari 2022 menjadi pemicu lonjakan pada harga minyak nabati dan susu, lonjakan harga pangan global akan berpengaruh ke Indonesia, karena banyak komoditas pangan yang masih di impor," terang Prof. Yusman.

Dampak kenaikan harga pangan global terhadap perubahan harga konsumen nasional pada akhirnya memberikan peringatan terhadap potensi kenaikan dan volatilitas (perubahan) harga pangan di masa depan.

Pasalnya, harga pangan ini tidak dapat diperkirakan secara akurat sehingga menyebabkan kesulitan mitigasi terhadap risiko.

Hal ini akan berdampak pada kesulitan pengelolaan konsekuensi yang menyebabkan volatilitas harga tinggi yang tidak dapat dihindari.

Prof. Yusman menerangkan, upaya pengendalian harga pangan nasional dapat dilakukan dengan program peningkatan produktivitas pangan yang masih banyak diimpor.

Dengan demikian, melalui import substitution program dan program peningkatan kesejahteraan masyarakat tani pasca pandemi Covid-19 perlu dikembangkan sesuai kebutuhan yang bekerjasama dengan pemerintah daerah.

Baca juga: Agar Tidak Kena Tipu, Begini Cara Cek Investasi Bodong ala Pakar UGM

"Pengendalian harga pangan juga dapat dilakukan dengan monitoring terhadap ketersediaan, konsumsi dan harga pangan pokok, mengatur pendistribusian pangan serta pengembangan kebijakan pertanian yang lebih variatif dalam menghadapi berbagai situasi," tukas Prof. Yusman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com