Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Webinar Anti Salah Jurusan, CEO Tes Bakat Indonesia Bagikan Tipsnya

Kompas.com - 26/02/2022, 14:24 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Memilih jurusan itu bisa diibaratkan seperti memilih sepatu. Bagimana jadinya jika anak cowok pakai sepatu ibunya, atau anak cewek pakai sepatu ayahnya.

Tentu semua akan merasa tidak enak dan tidak nyaman jika memakainya. Hal ini sama halnya dengan memilih jurusan.

Demikian disampaikan penulis buku berjudul '#AntiSalahJurusan' dan CEO serta Co-Founder Tes Bakat Indonesia (TBI), Monic Christian pada Webinar Anti Salah Jurusan, Sabtu (26/2/2022).

Baca juga: TBI Dorong Kepala Sekolah dan Guru Bahasa Inggris Makin Profesional

Jadi menurut Monic, seseorang harus dapat menemukan sendiri dan merasa nyaman. Terlebih ketika memilih jurusan, orang itu harus mengenal dirinya sendiri.

"Kamu harus mengenal dirimu supaya nanti bisa memiliki kehidupan untuk dirimu sendiri," tutur Monic dihadapan peserta webinar.

Pada kesempatan itu, Monic memberikan tips kepada peserta webinar agar tidak salah pilih jurusan. Ada tiga hal yang disampaikannya, yakni:

1. Kenali diri sendiri

Sebelum memikirkan anaknya bisa sukses di dunia karir, maka orangtua harus menyiapkan dengan pendidikan 3 P.

Potentials

Orangtua harus mengenal potensi apa yang dimiliki anaknya. "Terkadang kita sebagai orangtua merasa paling tahu mengenai anaknya. Padahal tidak. Maka sebaiknya menanyakan ke guru BK, konselor atau psikolog pendidikan," terang Monic.

Selain itu, orangtua juga harus sadar akan potensi yang dimiliki anaknya untuk kemudian diasah dan didukung penuh.

Passion

Monic Christian juga berharap kepada anak-anak SMA untuk mengikuti passion (hasrat/keinginan) yang ingin diraih.

Baca juga: Ini 4 Kesulitan Belajar Bahasa Inggris, TBI Tawarkan Blended Learning Class

Menjawab salah satu pertanyaan dari peserta, Monic mengatakan bahwa jika anak yang suka main game berlama-lama bukan berarti anak itu malas untuk belajar.

Tetapi, dari kebiasaan buruk itu bisa diubah menjadi sesuatu yang produktif. Misalnya saja, jika anak suka main game maka ke depannya bisa dijadikan atlet e-sport.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com