Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kepala Sekolah Asal Manado Ini Ceritakan Pengalaman Berharga Mengajar lewat Ruangkelas

Kompas.com - 21/02/2022, 16:35 WIB
A P Sari

Penulis

“Begitu pula dengan tugas-tugas siswa yang akhirnya memenuhi memori smartphone. Menggunakan Google Classroom membantu, tetapi belum menjawab pertanyaan terakhir saya,” kata dia.

Baca juga: Jadi Investor Ruangguru, Grup Lippo Gelontorkan Rp 21 Miliar

Pertanyaan itu, sebut dia, yakni bagaimana caranya melakukan supervisi kelas secara digital. Sebab, dia butuh LMS yang mengizinkannya masuk ke semua kelas yang dibuat oleh guru.

Tujuannya adalah agar dia bisa melihat kegiatan belajar siswa, materi-materi apa saja yang diunggah guru, serta berbagai tugas dan ujian yang dibuat guru.

“Agar saya juga bisa melihat berapa persen siswa yang merespons tepat waktu serta hasil belajar berupa rata-rata nilai yang dihasilkan,” kata Mandanne.

Setelah dikuatkan dengan visi digitalisasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Mandanne memutuskan untuk menggunakan LMS berbayar.

Meski demikian, keputusan yang dibuatnya itu tidak mudah disampaikan kepada guru-guru lainnya. Dia bahkan mengaku kesulitan meyakinkan yayasan untuk mendukung keputusannya.

Baca juga: 200 Ribu Guru Peroleh Pelatihan Gratis dari Ruangguru

“Kami rapat bersama sampai enam kali dan saya revisi proposal sebanyak lima kali. Saya membuat perbandingan dari berbagai provider hingga akhirnya diputuskan untuk memilih Ruangkelas, LMS dari Ruangguru,” tuturnya.

Setelah melewati sejumlah pembahasan dan pro-kontra, pihak SMA Prisma Pioneer pun sepakat bekerja sama dengan Ruangguru.

Meskipun baru dimulai pada pertengahan Agustus, Mandanne merasa senang karena tim dari Ruangguru sangat suportif terhadap para guru.

“Bahkan disediakan grup WhatsApp untuk kasus-kasus troubleshooting yang terjadi seputar Ruangkelas yang aktif 24 jam,” tuturnya.

Baca juga: RuangGuru: Butuh 128 Tahun Kejar Ketertinggalan Pendidikan Indonesia

Mandanne melanjutkan, pihak sekolah melakukan beberapa kali latihan intens agar para guru bisa percaya diri ketika mengoperasikan Ruangkelas.

“Sebenarnya tidak sulit, saya bisa menggambarkannya sederhana seperti ketika kita menggunakan Facebook, alias bisa karena biasa,” tutur dia.

Menurutnya, Ruangkelas memiliki tampilan yang ramah terhadap pengguna. Hanya butuh niat untuk mencoba LMS ini.

Guru-guru SMA Prisma Pioneer pun beragam usianya, mulai dari usia 20-an hingga hampir 60 tahun. Namun, bisa tidak bisa menggunakannya bukan faktor umur, tetapi motivasi diri,” kata dia.

Baca juga: Ruangguru Bantu Ketimpangan Pendidikan lewat RuangPeduli

Untuk memotivasi para guru, Mandanne pun membuat evaluasi mingguan serta menetapkan target ukur.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com