Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kepala Sekolah Asal Manado Ini Ceritakan Pengalaman Berharga Mengajar lewat Ruangkelas

Kompas.com - 21/02/2022, 16:35 WIB
A P Sari

Penulis

Misalnya, kata dia, penggunaan menu absensi pada minggu pertama, yakni memotivasi guru-guru untuk mencapai target, kemudian mengevaluasi item tersebut, dan melaporkan hasil evaluasi dalam pembagian kategori yang terinspirasi dari istilah pandemi.

Dia melanjutkan, feedback evaluasi hasil kerja guru untuk penggunaan LMS berbentuk kartu dalam tiga kategori, yakni Zona Hijau, Zona Kuning, dan Zona Merah.

“Zona Hijau untuk yang performanya 80 persen, Zona Kuning untuk yang performanya antara 60 hingga 70 persen, dan Zona Merah untuk mereka dengan performa di bawah 60 persen,” paparnya.

Mandanne pun berusaha keras meningkatkan literasi digital pada setiap guru. Dia bahkan sampai membuat peer-tutor untuk mereka.

Baca juga: RuangGuru: Masuk PTN Makin Sulit, Perlu Ketekunan dan Kerja Keras

Namun, hingga akhir semester, masih ada sejumlah guru yang menempati Zona Merah dan Zona Kuning.

“Bahagianya adalah Zona Hijau sudah menjadi mayoritas dan saya cukup bangga dengan keberhasilan setiap guru di sekolah saya atas upaya mereka meningkatkan kualitas pembelajaran,” ungkapnya.

Hal yang membuat galau

Meski sangat terbantu dengan kehadiran Ruangkelas, Mandanne mengaku merasa galau akibat adanya rencana pembelajaran luar jaringan (luring) yang diterapkan 100 persen.

Wacana itu membuat dia harus menghadapi arus balik dengan sistem belajar cara lama, yakni menggunakan berbagai kertas dan pembelajaran konvensional.

Baca juga: Banyak Manfaat, Yuk Ikut Sekolah Online Ruangguru Gratis

“Cara lama ketika supervisi kelas harus dibuat dengan mengunjungi kelas yang sudah di-setting untuk dikunjungi. Cara lama arus balik ini bisa membunuh visi digitalisasi sekolah dengan melemahkan motivasi guru untuk semakin paham literasi digital,” ujarnya.

Hal yang paling ditakutkan Mandanne adalah para guru menyerah untuk semakin meningkatkan literasi digital, sementara mereka dituntut untuk terus mengajar generasi digital.

Dia mengaku, Ruangkelas telah banyak membantu secara administrasi. Semua absensi dan tugas siswa terkumpul dan tidak memenuhi memori smartphone.

“Nilai-nilai siswa juga tercatat rapi dan bisa diunduh. Saya juga bisa chat eksklusif mengenai tugas di aplikasi tersebut,” kata dia.

Baca juga: Ruangguru Mundur dari Platform Digital Kartu Prakerja, Apa Dampaknya?

Mandanne merasa senang mengetahui bahwa saat ini para siswa mulai sadar, smartphone tidak hanya digunakan sebagai media hiburan, tetapi juga sarana untuk belajar dan bertanggung jawab untuk mencatat kehadiran diri sendiri.

“Buat para siswa, mereka bilang kalau aplikasi Ruangguru mengingatkan mereka kapan ada tugas baru, kapan tugas selesai, dan berapa yang belum,” ujarnya.

Nilai-nilai setiap tugas pun hadir secara real-time. Alhasil, ketika ada nilai yang kurang, siswa bisa secara langsung meminta remedial kepada guru.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com