Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mahasiswa Palestina Kuliah di Indonesia, Ingin Mengubah Nasib Keluarga

Kompas.com - 10/02/2022, 09:05 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Perang di Jalur Gaza meninggalkan luka batin tersendiri bagi Mohammad Zyad Alshurafa, mahasiswa asal Palestina yang sedang berkuliah di Universitas Lampung.

Di tengah-tengah studi di Indonesia, Mohammad mendapat kabar dari keluarga di Gaza kalau rumahnya hancur akibat serangan militer di Jalur Gaza pada Mei 2021 lalu.

Rasa putus asa sempat dialami Mohammad. Ia menawarkan diri kepada keluarganya untuk tidak melanjutkan studi dan kembali ke Gaza untuk bisa membantu orang tua. Namun Zyad dan Neibal, selaku ayah dan ibu Mohammad, melarangnya.

“Orang tua saya berharap saya bisa memperoleh pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik di Indonesia. Itulah kenapa saya terus bersemangat untuk belajar Ilmu Komputer, termasuk pada hari ini, merantau ke Surabaya untuk mulai magang di SEVIMA,” ungkap Mohammad dalam bahasa Indonesia yang fasih saat Penyambutan Mahasiswa Magang dari Universitas Lampung, Rabu (09/02/2022) di Gedung SEVIMA Surabaya.

Baca juga: Beasiswa S1 Uni Emirat Arab 2022 Dibuka: Kuliah Gratis, Tunjangan Penuh

Raih IPK 3,8

Di tengah rasa tidak tenang dengan kondisi keluarga di Gaza, Mohammad juga menjalani tantangan lain di Indonesia.

Di kelas, ia harus beradaptasi dengan cepat karena seluruh pembelajaran dilakukan dengan Bahasa Indonesia. Sedangkan melalui telepon genggamnya, ia memperoleh berita dari media massa seputar perang di Jalur Gaza yang tak berkesudahan.

“Termasuk ketika rumah saya hancur, dan keluarga saya semuanya harus dirawat di Rumah Sakit, itu saya ketahui bukan dari kabar mereka langsung. Tetapi dari media, saya lihat rumah saya hancur dan fotonya ditampilkan di media online. Kondisi itu sempat membuat saya sulit untuk fokus belajar,” lanjut Mohammad dalam keterangan tertulis.

Namun, Mohammad membuktikan bahwa dirinya bisa berprestasi demi keluarga.

Baca juga: Kuliah S1 Gratis di Turki, Ini Cerita Salma Dapatkan Beasiswa Turkiye Burslari

Jika masih mengalami kesulitan dalam belajar, ataupun terbayang-bayang dengan perang yang terus terjadi di kampung halamannya, ia selalu ingat dengan pesan orangtuanya.

Bahwa Mohammad diberi tugas untuk mengubah nasib keluarganya dengan menjadi seorang sarjana dan berkarier di tempat yang lebih baik.

Siasat Mohammad untuk mengatasi masalah bahasa ialah tekun belajar di pusat pelatihan, serta menghubungkan kosa kata yang ia temui di kelas dengan Bahasa Arab yang sehari-hari ia gunakan.

Sementara untuk urusan pemrograman dan matematika, yang menjadi mata kuliahnya sehari-hari, banyak kata-kata yang sudah baku secara internasional.

“Katakanlah algoritma, matematika, dalam bahasa manapun termasuk Inggris juga disebut demikian. Sifatnya universal. Jadi saya mulai belajar Bahasa Indonesia, hingga akhirnya saya tidak mengalami kendala sama sekali dalam komunikasi dan pelajaran. Alhamdulillah untuk pelajaran eksakta, nilai saya hampir seluruhnya A (sempurna),” ungkap Mohammad yang kini meraih IPK 3,8.

Mohammad Zyad Alshurafa, mahasiswa asal Palestina yang sedang berkuliah di Universitas Lampung. Dok. Sevima Mohammad Zyad Alshurafa, mahasiswa asal Palestina yang sedang berkuliah di Universitas Lampung.

Kuliah sekaligus magang

Selain kuliah, Mohammad juga menjalani magang untuk meningkatkan kompetensinya. Mohammad berharap kemampuan yang diperolehnya saat magang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan karier.

Selain itu, ia juga ingin berkontribusi bagi kemajuan pendidikan di Palestina serta Indonesia. Karena sejalan dengan pesan orang tuanya, Mohammad yakin bahwa pendidikan adalah cara terbaik bagi seseorang untuk mengubah nasib.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com